Oleh: Pitria
SMPN 3 Jawai Kalbar
Sentebang adalah salah satu nama desa di kecamatan Jawai. Di dusun utara berdirilah sebuah sekolah yaitu SMPN 3 Jawai yang merupakan tempat saya menuntut ilmu saat ini dan mendapatkan pengalaman belajar selama 2 tahun lamanya.
Kita telah banyak mengetahui tentang pelajaran PKn yang salah satunya mencakup moral dan tanggungjawab. Bangsa kita telah mengalami kemerosotan tentang hal itu, sampai-sampai tahun lalu telah diterapkannya sistem belajar kurikulum 2013 untuk membangkitkan dan menumbuhkan karakter anak-anak bangsa khususnya sikap disiplin. Salah satu hal yang membuatku tertarik untuk membahas hal ini adalah agar semua orang bisa memiliki sikap disiplin dalam berbagai hal dan mampu menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. Namun sayang, banyak orang yang telah melupakan hal ini. Hal yang begitu penting bagi penunjang kehidupan, karena sudah pasti orang yang memiliki sikap disiplin di dalam kehidupannya, maka hidupnya akan berjalan tanpa ada hambatan. Walaupun ia mendapat masalah, ia akan senantiasa dapat mengatasinya.
Pengalaman sikap disiplin di sekolah juga begitu penting, karena jika sebuah sekolah baik seluruh maupun sebagian siswanya disiplin, akan menjadi sekolah yang tertib. Penerapan sikap disiplin di SMPN 3 Jawai saat ini masih terbilang kurang. Banyak siswanya yang kurang menyadari betapa pentingnya disiplin, khususnya pada saat masuk sekolah. Dalam tata tertib yang dibuat pihak sekolah belum bisa dijalankan dengan baik oleh siswanya, yaitu aturan untuk datang ke sekolah sebelum pukul 07.00 WIB. Karena belum adanya kesadaran, mengakibatkan banyak siswa tidak menghiraukan peraturan itu.
Pada jam masuk kelas, siswa diminta guru untuk berbaris di depan kelasnya masing-masing, tetapi pada saat berbaris masih banyak siswa yang tidak rapi dan berbicara sehingga guru harus turut menanganinya. Jika guru piket yang bertugas hari itu galak, semua siswa akan diam dan berbaris begitu rapi, seperti cerita teman sekelasku yang bernama Dulhadi. Ia salah satu teman yang sering datang terlambat, jika kami semua sudah berbaris ia baru datang dan berjalan dengan santai tanpa takut dengan guru piket hari itu. Perilaku ini kurang baik untuk dicontoh bagi adik kelas.
Biasanya jika ada murid yang terlambat akan diberikan sanksi berupa membersihkan WC, keliling lapangan sebanyak 2 kali dan jika pelakunya adalah laki-laki maka akan digunting rambutnya. Hal demikian dilakukan untuk memberikan efek jera bagi siswa.
Dalam kehidupan, sikap disiplin itu sangat penting karena disiplin adalah kunci kesuksesan. Dalam disiplin akan tumbuh sifat yang teguh dalam memegang prinsip, tekun dalam usaha atau belajar, pantang mundur dalam kebenaran dan rela berkorban untuk kepentingan agama. Perlu kita sadari bahwa betapa pentingnya kedisiplinan dan betapa besar pengaruhnya dalam kehidupan, baik dalam kehidupan pribadi, bermasyarakat dan berbangsa maupun bernegara.
Dalam dunia pendidikan, kedisiplinan merupakan harga mati yang harus dibayar oleh siswa. Oleh karena itu, di dalam proses pendidikan dan pembelajaran kita mengenal adanya reward (hadiah) dan punishment (hukuman). Kita juga harus disiplin dalam waktu, karena waktu amat berharga dan salah satu kunci kesuksesan adalah bisa menggunakan waktu dengan baik. Disiplin dalam penggunaan waktu perlu diperhatikan, karena waktu yang sudah berlalu tak mungkin dapat kembali. Seperti kata pepatah yang sering kalian dengar “Times is money” (waktu adalah uang). Kita harus menerapkan sikap disiplin dalam beribadah yang meliputi; berpegang teguh pada ajaran Allah, berpegang teguh berdasarkan cinta kepada Allah bukan karena terpaksa.
Pada dasarnya disiplin muncul dari kebiasaan hidup. Disiplin merupakan proses pendidikan dan pelatihan yang memadai, untuk itu guru memerlukan pemahaman tentang landasan ilmu kependidikan akan keguruan sebab saat itu banyak terjadi kemerosotan sopan santun dan kemerosotan disiplin. Jika ingin disiplin maka lakukanlah walalupun harus dipaksakan, karena berawal dari dipaksanakan sehingga bisa menjadi kebiasan. Jika sesuatu sudah menjadi kebiasaan, sedikit lagi akan menjadi sebuah kebutuhan. Tanpa pemaksaan, kedisiplinan tidak akan tercapai dan pengaruh disiplin terhadap prestasi belajar tidak dapat dijalankan sebagai jalan membimbing belajar siswa di sekolah.
Islam mengajarkan kepada umatnya agar hidup disiplin dengan bekerja keras, bersungguh-sungguh, jujur, hidup teratur dan meanfaatkan waktu sebaik-baiknya agar memperoleh kebahagiaan di dunia maupun di akhirat. Memang perilaku disiplin memerlukan waktu yang sangat panjang, karena sepanjang hidup kita adalah belajar dan disiplin selalu ada pada sendi-sendi kehidupan. Dalam belajar ada disiplin, dalam bekerja ada disiplin, bahkan dalam beribadahpun ada disiplin.
Untuk itu, dari berberapa contoh dalam kehidupan hendaknya menjadi pelajaran bagi kita bahwa orang yang sukses biasanya dimulai dari kedisiplinan pribadi dan dari hal-hal yang terkecil. Dimulainya menata diri untuk teratur bukanlah semudah membalikkan telapak tangan, tetapi dari kemauan diri yang kuat dan contoh dalam keluarga. Pengaruh lingkungan sangat berperan penting dalam membina mental disiplin.
So, sebagai generasi harapan bangsa hendaklah kita mulai mendisiplinkan diri dalam kehidupan sehari-hari. Santai saja mengikuti aturan seperti air mengalir, tanpa terpaksa mengalir sesuai jalur tapi bila kita melawan arus berarti kita akan menemui kesulitan-kesulitan dalam mengahadapi ujian hidup.
Disiplin itu cool, disiplin itu enteng, disiplin itu mudah, disiplin itu menyenangkan. Intinya ada pada sikap, pikiran dan tekad kita. Jadi tidak ada alasan bahwa disiplin itu sulit, disiplin itu berat, disiplin itu tidak enak. Buang jauh-jauh dalam pikiran kita yang demikian supaya kita bahagia. Jika kita tau bahwa disiplin kunci sukses mengapa kita harus memilih tidak displin.
Penulis:
Pitria, lahir di desa Sentebang kecamatan Jawai Kabupaten Sambas, 3 November 2005. Anak ketiga dari tiga bersaudara dari pasangan Jupri dan Misra. Terlahir dari keluarga yang sederhana dan dari keluarga petani. Tetapi tekad saya untuk membanggakan dan mengangkat derajat kedua orang tua tidak akan hilang.
Pendidikan formal sejak usia 7 tahun di SDN 8 Sentebang dan saat ini masih aktif sebagai siswa di kelas 8 SMPN 3 Jawai. Tinggal di desa Sentebang, Dusun Timur RT 003 RW 002 Kecamatan Jawai masih bersama kedua orang tua tercinta.