Purwokerto, (Dit PAI)--Pelaksanaan Pendidikan Profesi Guru Dalam Jabatan (Daljab) Pendidikan Agama Islam pada Sekolah Tahun 2023 telah berlangsung dari tanggal 15 Mei 2023. Dalam pelaksaan PPG Batch 1 saat ini mahasiswa telah menyelesaikan tahapan Pendalaman Materi serta Reviu perangkat pembelajaran dan memasuki tahapan Praktik Pengalaman Lapangan (PPL).
Sebanyak 6.566 guru PAI tercatat mengikuti PPG di 36 Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan (LPTK). Guru PAI yang mengikuti PPG telah lulus administrasi dan juga lulus seleksi akademik (pre test) tahun 2019 dan 2022.
LMS dan Penguasaan IT.
Seperti beberapa tahun sebelumnya, PPG Guru PAI Tahun 2023 menggunakan Learning Manajemen System (LMS). Penggunaan LMS memakai dua model pembelajaran yang bersifat sinkronus dan asinkronus. Dengan konsep pembelajaran berbasis LMS, peserta PPG wajib menguasai fitur dalam LMS serta memenuhi semua kewajiban dan tugas pembelajaran. Sebelum mengikuti PPG, peserta terlebih dahulu mendapatkan sosialisasi penggunaan LMS.
Penggunaan LMS dalam pelaksanaan PPG menjadi jalan peningkatan kemampuan Teknologi dan Informasi di kalangan guru-guru PAI. Salah satu Guru PAI peserta PPG dari Kabupaten Banjarnegara Catur Sukawati mengatakan Pengunaan LMS sangat membantu dalam penguasaan IT, karena banyak guru yang sebelumnya tidak familiar dengan penggunaan IT mendapatkan banyak ilmu baru termasuk misalnya dalam membuat video.
Catur Sukawati yang mengikuti PPG di LPTK UIN Saifuddin Zuhri Purwokerto menjelaskan pengalaman belajar dengan LMS membuatnya terbiasa belajar dengan menggunakan perangkat teknologi. Pada mulanya memang sebagian peserta harus beradaptasi akan tetapi dengan bimbingan dosen dan admin LPTK sejauh ini hampir semua peserta dapat mengikuti pelaksanaan PPG.
“Masalah biasanya di awal pelaksanaan, namun seiring berjalannya waktu, hampir semua guru dapat memahami LMS dan mengikuti rangkaian pendidikan,” ujar guru yang kerap di panggil Bu Wati oleh murid-muridnya ini saat dihubungi via telfon Kamis (19/7).
Sementara itu Aan Muazin, guru PAI dari Banyumas menyampaikan penggunaan LMS dapat membantu penguasaan IT di kalangan guru. Pengalaman Aan sebagai operator di sekolah membuat ia relatif mudah dalam belajar LMS. “Sejak awal memang kemampuan IT guru PAI cukup beragam akan tetap kita berkolaborasi satu sama lain untuk memperdalam pemahaman terkait IT,” ujar guru PAI pada jenjang SMK ini.
Pandangan senada diungkapkan oleh Dwi Darwati, salah satu Guru Pamong PPG PAI di LPTK UIN Saezu Purwokerto. Berdasarkan pengalamannya berinteraksi dengan peserta PPG, penggunaan LMS dalam kegiatan PPG ikut menstimulasi para mahasiswa PPG untuk memperdalam kempuan IT. “Mereka harus belajar mengakses LMS, mengupload tugas juga melaksanakan sinkronus, dengan demikian penguasaan IT mahasiswa PPG terpacu dan meningkatkan kemampuan ITnya,” ungkap Dwi yang juga Pelatih Nasional PPKB GPAI Kementerian Agama.
Sementara itu, Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan UIN Saefudin Zuhri Purwokerto Suwito mengatakan sejak awal LPTK telah menyampaikan bahwa bahwa penguasaan IT khususnya LMS menjadi prioritas yang harus dikuasai peserta. Penggunaan sistem LMS menjadi momentum peningkatan kemampuan IT guru. “Saya perhatikan guru-guru punya keterlibatan aktif dalam proses penguasaan IT misalnya dengan belajar mandiri sebelum mengikuti PPG,” ungkapnya saat ditemui di ruanganya Selasa (20/7).
Suwito yang kerap menggunakan peci ini optimis peserta PPG khususnya di LPTK UIN Purwokerto dapat menggunakan LMS dengan baik. Guru Besar Bidang Ilmu Pengkajian/Pemikiran Islam ini menegaskan sebagai penyelenggara PPG, LPTK UIN Saizu ini terus melaksanakan terobosan agar peserta PPG selain memahami materi juga dapat menguasai LMS dengan baik.
“Kita tekankan kepada peserta bahwa PPG adalah tugas kemanusian untuk meningkatkan kompetensi, kalau ada masalah dan kendala kita wajibkan untuk komunikasi dengan admin atau pengelola PPG," papar Suwito yang didampingi Koordinator PPG, Sony Susandra dan admin LPTK, Mahbub Nasir.
Manajemen Waktu dan Jaringan Internet
Skema pelaksanaan PPG dengan sistem LMS memerlukan komitmen dan keseriusan. Catur Sukawati yang sudah 20 tahun mengajar PAI merasa antusias sekaligus menemui beberapa tantangan PPG tahun ini. Ia mengatakan harus pintar membagi waktu antara mengikuti PPG, berkegiatan di sekolah dan juga keperluan pribadi. “Saya harus pintar membagi waktu, kadang untuk mengerjakan tugas-tugas bisa sampai jam 24.00”, ungkapnya. Hal lain adalah persoalan jaringan internet yang kerap mengganggunya dalam belajar. "Kebetulan rumah saya berada di kawasan pegunungan jadi kerap terganggu dengan kehilangan signal,’ ungkap Wati yang mengikuti PPG dengan pembiayaan dari Pemerintah Kabupaten Banjarnegara.
Dwi Darwati yang juga telah lulus PPG mengamini bahwa beberapa mahasiswa terkendala signal karena letak geografis tempat tinggal mahasiswa PPG. Namun selama ini mereka berjuang mengatasi kendala yang ada. Dwi Darwanti mencontohkan beberapa mahasiswa yang terkendala sinyal sampai daring di luar rumah misalnya di kebun dan di ladang.
Perempuan yang kerap menjadi narasumber kegiatan Subdit PAUD/TK, Direktorat PAI ini meyakini semangat yang luar biasa dari peserta akan mencari solusi terhadap kendala yang ada.
“Ada satu dua yang kesulitan namun secara keseluruhan mereka tuntas dan selesai mengerjakan tugas. Komitmen dari LPTK UIN Saizu juga tidak mempersulit mahasiswa, namun membersamai dan mengarahkan para guru mahasiswa PPG untuk menyelesaikan tugas,” cerita Dwi kepada penulis, Jum’at (21/7).
"Demikian halnya para guru pamong selaku praktisi bahkan sering menemani para guru mahasiswa PPG di waktu tambahan untuk sharing pegalaman,” tambah guru yang aktif dalam pengembangan kurikulum PAI pada jenjang TK ini.
Pengalaman berbeda dialami Aan Muazin, guru PAI SD. Aan mengatakan jadwal PPG masih dapat ia ikuti dengan baik. Teman-teman di kelas PPG sangat aktif berbagi informasi dan saling mendukung jika ada yang terkendala. “Kebetulan di kelas kita sangat kompak, hampir semua materi dan tugas dapat kita kerjakan dengan baik,” ungkap Aan yang sudah 7 tahun mengajar PAI pada jenjang SMK ini.
Menurut Suwito, peserta PPG memang harus memiliki komitmen dan manajemen waktu yang baik. Peserta biasanya sudah mendapatkan info dari peserta sebelumnya jika tugas-tugas dalam PPG cukup banyak. Namun demikian pria yang kerap memakai peci ini mengatakan sejak awal kita tanamkan kepada peserta PPG agar memiliki kesadaran pembelajar dalam berproses di PPG.
“Dalam sosialisasi di awal dan juga saat perkuliahan sudah kita sampaikan karena pengalaman sebelumnya tugasnya banyak, maka mahasiswa harus memiliki kesadaran bahwa ini tugas yang mulia untuk meningkatkan kemampuan guru,” jelas Suwito menirukan ucapanya kepada peserta PPG.
“Selain aspek pedagogis, kita juga membangun pendekatan informal misalnya dengan memberi motivasi serta membesarkan hati mereka. Saya ingatkan kepada mahasiswa bahwa menjadi peserta PPG adalah amanah. Kalau mahasiswa dapat menjadi guru yang bagus, maka siswanya juga akan ikut bagus.” tambah Pria yang tinggal tidak Jauh dari UIN Saizu di Kota Purwokerto ini.
Terkait kendala jaringan internet, Suwito mengingatkan mahasiswa PPG agar selalu berkomunikasi dengan dosen dan Admin LPTK agar ada kesepahaman. Selain itu, LPTK juga telah menyiapkan sejumlah antisipasi.
“Pengalaman kita dalam PPG sebelumnya memang ada beberapa mahasiswa yang terkendala jaringan khususnya saat UP sehinga memengaruhi kelulusan. Oleh karena itu kita selalu ingatkan peserta dapat mencari lokasi yang lebih mudah bahkan kita juga akan mengupayakan koordinasi dengan Kemenag Kabupaten/Kota atau Pemerintah Daerah agar peserta bisa dikondisikan di lokasi yang terjangkau,” jelasnya.
Selanjutnya Suwito menyebut LPTK UIN Saizu telah melaksanakan sejumlah langkah agar pelaksanaan PPG berjalan optimal. Belum lama ini kita juga telah melaksanakan pelatihan untuk menyamakan persepsi terkait Implementasi Kurikulum Merdeka dalam pelaksanaan PPG.
Sebagai persiapan mengikuti Ujian Suwito mengatakan, selain memperkuat pembelajaran, LPTK UIN Purwokerto akan melaksanakan try out dengan sejumlah LPTK lain seperti UIN Yogyakarta dan UIN Bandung. “Kita juga akan melibatkan alumni yang sudah lulus untuk memperkuat pengetahuan mahasiswa sebelum mengikuti UKIN dan UP,” pungkas dosen yang juga sering menjadi narasumber dalam berbagai seminar ini. (Nasukha)