(Feature) Perbincangan tentang TBTQ dengan "Si Paling Alim"

Illustrasi Foto (Direktorat PAI Kemenag)

Direktorat Pendidikan Agama Islam (PAI) memberikan dukungan bagi Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) PAI SMP untuk program Tuntas Baca Tulis Al Qur' an (TBTQ) pada tahun 2022. Dukungan ini diberikan untuk diwujudkan terutama dalam bentuk perlombaan Musabaqah Tilawatil Qur'an (MTQ) pelajar SMP pada masing-masing wilayah peneriman bantuan.

Salah satu penerima bantuan tersebut adalah MGMP Kota Cimahi. Bantuan diwujudkan dalam bentuk penyelenggaraan Seleksi Tilawatil Qur'an (STQ) dan Pentas PAI yang diselenggarakan pada 2-3 September 2022 di SMPN 6 Kota Cimahi.

Subdit PAI pada SMP/SMPLB berkesempatan untuk mengunjungi pelaksanaan Seleksi Tilawatil Qur'an (STQ) dan Pentas PAI tersebut secara langsung. Kesempatan baik ini ditindaklanjuti dengan mengadakan bincang-bincang dengan beberapa siswa peserta lomba dan panitia penyelenggara kegiatan. Hasil dialog tersebut terangkum dalam feature berikut ini.

***

Namanya Ariiq Muammar F (Kelas IX SMPN 7), Reyhan Fitama Saputra (Kelas IX SMPIT Nur AR Rahman), Fardan Koswara (VIII SMPN 16), dan Hazmi Abdul Hadi (VIII SMPN 10), semua lembaganya berada di wilayah Kota Cimahi. Ditemui di SMPN 6 Kota Cimah, tempat penyelenggaraan acara, keempatnya bercerita banyak tentang motivasi mengikuti lomba dan berbagai hal terkait.

Saat ditanya mengenai bagaimana mereka mengetahui informasi mengenai lomba, Ariiq Muammar dan Hazmi Abdul Hadi bercerita bahwa para guru agama Islam merekalah yang menginformasikan lomba tersebut. "Saya dikasih tahu guru PAI saya mengenai STQ ini, begitu juga teman saya yang mengikuti lomba lainnya," kata Ariiq (2/3/2022) di salah satu sudut SMPN 6 Kota Cimahi. Pernyataan Ariiq diaminkan oleh Hazmi.

Informasi lomba tersebut ditindaklanjuti dengan latihan dan berbagai persiapan terkait lomba yang akan diikuti. "Begitu mengetahui informasi lomba, saya langsung melakukan latihan sendiri dan latihan di bawah bimbingan para guru," ujar Ariiq. Ariiq menjelaskan, selain atas bimbingan para gurunya di sekolah, dia juga banyak mendapat dukungan dari keluarga untuk mempersiapkan kemampuan menghafal surat Al Qur'an.

Hal yang kurang lebih sama sama dirasakan oleh Reyhan. Dirinya bercerita, Tilawah Tahfiz Qur'an di SMPIT Nur AR Rahman dikembangkan dengan pendalaman dan proses mengetahui kemampuan baca Al Qur'an siswa, setelahnya dilanjutkan dengan kemampuan hafalan Al Qur'an. Di SMPIT Nur Ar Rahman, tempatnya menimba ilmu, membaca Al Qur'an menjadi salah satu mata pelajaran. Hal demikian dengan sendirinya membantu dan mendorong kemampuan membaca, menghafal, dan qira'ah para pelajar SMPIT Nur Ar Rahman.

Sayangnya, hal demikian tidak ditemui di sekolah negeri. Bagi Reyhan, Fardan, dan Hazmi, belajar Al Qur'an banyak dipandu oleh orang tua dan guru ngaji di sekitar rumah. Selain itu, mereka juga memanfaatkan channel mengaji di Youtube dalam bidang langgam qira'ah untuk MTQ atau teknis belajar Al Qur'an lainnya.

Fardan menyampaikan, dia belajar bacaan (langgam) Al Qur'an dari Youtube, di samping dari guru di sekolah dan guru mengaji di sekitar rumahnya. Di sekolah dia berkesempatan untuk konsultasi dengan P Asep dan Bu Yani, GPAI di SMPN 16 Cimahi. Fardan sangat menikmati belajar Qur'an, bahkan saat dimarahi guru mengajinya sekalipun.

"Saya tidak masalah saat dimarahi guru mengaji karena salah baca atau salah panjang pendek bacaan, bahkan jika saya harus digaplok guru saya. Saya merasa itulah cara guru saya untuk meningkatkan kemampuan mengaji saya," ujarnya.

STQ dan Pentas PAI dirasa sangat penting untuk mewadahi minat dan bakat mereka. Mereka merasa, dengan adanya lomba STQ dan Pentas PAI, upaya untuk mengamalkan nilai Al Qur'an menjadi lebih terbuka duntuk dijalankan.

Mereka memang tidak mengenal Pentas PAI karena bukan merupakan generasi yang sempat mengetahui dan merasakan perlombaan Pentas PAI. "Selama pandemi, kita terkendala untuk menyelenggarakan pentas PAI yang merupakan agenda rutin PAI. Dalam dua tahun terakhir, Pentas PAI tidak diselenggarakan. Mereka ini praktis tidak tahu penyelenggaraan Pentas PAI," terang Supyana, Ketua Penyelenggara STQ dan Pentas PAI yang juga merupakan ketua MGMP Kota Cimahi.

***

Si Paling Alim

Di balik itu semua, keempatnya memiliki semangat dan kemauan yang kuat untuk menjadi "dai" bagi lingkungan sekolah dan tempat tinggal mereka. Mereka sering menyampaikan nilai-nilai akhlak mulia yang banyak terdapat dalam Al Qur'an kepada teman-temannya atau sekadar mengajak mereka untuk belajar mengaji.

Memang tidak mudah, Fardan menceritakan betapa penilaian teman-temannya yang cenderung merendahkan ajakan mereka untuk mengaji bersama. "Ah, Fardan mah ngomong doang, sok tahu dan belagu," begitu ungkapan teman-temannya saat Farhan mengajak teman-temannya untuk mengamalkan akhlakul karimah yang terdapat dalam Al Qur'an atau berangkat mengaji.

"Nggak usah didengarkan, Reyhan kan si paling merasa tahu. Saya selalu dibilang si paling, saat saya mengajak teman-teman untuk belajar mengaji. Tapi saya tidak putus asa dengan ledekan seperti itu," ujar Reyhan.

Hal yang sama juga dirasakan Hazmi. "Saya dibilang sok oleh teman-teman saat saya mengajak mereka untuk belajar mengaji. Saya tidak sakit hati dengan ucapan seperti itu, meski tidak mudah dirasakan karena datang dari teman-teman sendiri. Sikap sabar seperti itu juga yang menjadi pesan Pak Guru di sekolah," kata Hazmi.

Atas perlakuan dan respons teman-temannya, mereka tidak merasa hal tersebut sebagai sebuah hinaan. Tentu saja sikap seperti ini sangat tidak mudah. Bisa jadi peran dan kebiasaan yang dilakukan mereka sehari-hari membentuk mentalitas yang tidak mudah jatuh oleh sikap merendahkan itu.

Hazmi menyampaikan, dirinya biasa memimpin tadarus yang dilakukan di sekolah dan musala dekat rumahnya. Hazmi terbiasa melakukan itu karena dorongan keluarga dan panggilan dari dalam dirinya sendiri yang melihat masih minimnya inisitif untuk mengaji di kalangan teman-teman sebaya dan lingkungannya.

Padahal, "Membaca Al Qur'an dan mempelajari maknanya mampu menumbuhkan rasa tentram dan bahagia dalam hati. Selain itu, membaca Al Qur'an juga saya rasakan mendorong motivasi untuk mengamalkan nilai-nilai yang dikandung Al Qur'an," ujar Hazmi.

Ditemui dalam ajang STQ ini, Pengembang Teknologi Pembelajaran (PTP) bidang kurikulum Subdit PAI pada SMP/SMLB, Witdiaji, menyampaikan informasi mengenai program TBTQ (Tuntas Baca Tulis Qur'an).
Ia menuturkan, TBTQ merupakan salah satu program yang dikembangkan oleh Direktorat PAI. Program ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman dan pengamalan nilai Al Qur'an pada pelajar sekolah, dalam hal ini pelajar SMP.

Witdiaji juga bicara tentang statistik kompetensi membaca Al Qur'an di masyarakat. "Data Badan Pusat Statistik (BPS) menyebutkan bahwa populasi umat Islam di Jabar adalah 42 juta. Ini jumlah yang sangat besar. Oleh karena itu, upaya dan perhatian terhadap peningkatan dan penguatan kualitas bacaan Al Qurán menjadi sangat penting dilakukan di wilayah Jabar khususnya dan wilayah lainnya pada umumnya," tambahnya.

Dirinya juga mengutip data Dewan Masjid Indonesia (DMI), "Awal tahun ini, Dewan Masjid Indonesia (DMI) merilis data yang cukup mengejutkan. Disebutkan dalam data tersebut bahwa masih terdapat 65 persen muslim Indonesia yang belum mampu membaca Al Qur'an dengan baik dan benar. Ini tantangan bersama bagi kita. Oleh karena itu, TBTQ patut menjadi perhatian kita bersama," tutupnya.

Melihat semangat dan upaya para pelajar dari beberapa SMP tersebut, pesan dan harapan Pak Supyana terasa sangat relevan. "Saya merasa, semangat dan upaya anak-anak dalam mempejari Al Qur'an terpacu dengan penyelenggaraan lomba STQ dan Pentas PAI. Semoga ke depannya kita dapat lebih sering menggelar acara dan kegiatan seperti ini, " katanya mengakhiri perbincangan di tengah lomba STQ yang tengah berlangsung.


Pewawancara dan penulis: Saiful Maarif (Asesor SDM Aparatur Kemenag, Subdit PAI pada SMP/SMPLB)



Terkait