Sudahkah kita bersyukur atas nikmat dan rezeki yang diberikan Allah SWT hari ini? Sudahkah kita menyisihkan sebagian rezeki untuk bersedekah? Jangan pernah lupa apalagi sengaja melupakan untuk menyisihkan sebagian rezeki sebagai sedekah. Bersedekah merupakan kewajiban bagi setiap orang. Sedekah sendiri tak harus selalu dilakukan dengan memberi orang lain uang. Segala bantuan yang diberikan dengan ikhlas, tulus, dan mengharap ridhoNya adalah sedekah.
Keutamaan berbagi dan memberi bukan kepada mereka yang dicintai, tetapi berbagi kepada mereka yang membutuhkan. Berbagi dengan orang lain adalah bentuk rasa syukur terbaik atas apa yang kita dapatkan. Salah satu contoh yang di lakukan oleh pengurus Osis SMP Negeri 2 Kota Gorontalo yakni mengumpulkan sembako kepada seluruh peserta didik baik kelas VII, VIII, dan IX.
Penyaluran paket Sejumlah 250 paket sembako dibagikan kepada peserta didik yang kurang mampu, panti asuhan diwilayah Provinsi Gorontalo serta diberikan ke RRI, program (POS) Puasa Orang Susah kegiatan mulia ini menjadi wujud rasa syukur keluarga besar SMP Negeri 2 Kota Gorontalo dalam menyambut kehadiran bulan suci Ramadhan.
Selain mengumpulkan sembako, Osis SMP Negeri 2 Kota Gorontalo juga melakukan kegiatan berbagi seperti “Mengumpulkan Uang Duka”. yaps! Itulah sebutannya. Maksudnya uang duka adalah uang yang dikumpulkan dari seluruh siswa yang diberikan secara ikhlas kepada keluarga siswa yang sedang berduka (keluarga mengalami musibah kematian).
Pada setiap hari Jumat pengurus Osis mengumpul Infak. Infak tersebut untuk kegiatan Badan Ta’mirul Masjid SMP Negeri 2 Gorontalo. Osis SMP Negeri 2 Kota Gorontalo juga memberikan bantuan kepada daerah yang terkena bencana, itu adalah suatu bentuk solidaritas dari Osis SMP Negeri 2 Kota Gorontalo,contohnya seperti saat kebakaran yang terjadi di Kelurahan liluwo, tsunami di palu dan lain sebagainya, biasanya bantuan tersebut berupa uang, makanan, pakaian, dan lain sebagainya.
Manfaat Berbagi
Jika diselimuti perasaan takut akan kehabisan harta benda saat membaginya pada orang lain, marilah kita buang jauh-jauh pikiran itu. Kenyataannya, saling berbagi justru akan membuat kamu merasa lebih sejahtera, hal itu dibuktikan melalui berbagai pandangan para ahli dan pemikir sebagaimana berikut.
Sebuah studi tahun 2008 dilakukan oleh Michael Norton, seorang Profesor Harvard Business School mengenai makna ikhlas ini. Norton menyimpulkan bahwa memberikan sejumlah uang kepada orang lain dapat meningkatan kesejahteraan dan rasa bahagia, dibandingkan dengan membelanjakannya untuk diri sandiri. Jelas, makna terdalam berbagi bukanlah berupa sesuatu yang harus hilang dari kepemilikian. Berbagi justru diyakini akan mendatangkan sesuatu yang sama dengan makna memiliki itu sendiri, yakni kebahagiaan.
Stephen Post, seorang Profesor kedokteran pencegahan di Stony Brook University, dalam bukunya yang berjudul Why Good Things Happen to Good people, menulis bahwa memberi kepada orang lain telah terbukti meningkatkan kualitas sehat pada tubuh seseorang dan bisa meringankan penyakit kronis dan multiple sclerosis. Jika terbukti secara klinis dan ilmiah, pandangan Post ini tentu saja sangat mengejutkan dan menginspirasi banyak hal.
Lebih jauh, Hadi Ahmad Yasin dalam bukunya Dasyatnya Sabar, berpendapat bahwa sikap memberi bisa menjadi faktor pendorong bagi sekitar untuk melakukan hal yang sama. Proses ini bergerak dari mulai diri sendiri-pribadi- komunitas atau sekelompok orang. Yasin menekankan bahwa menjadi baik dan murah hati membuat kita melihat orang lain menjadi lebih positif dan menginspirasi hal-hal baik lainnya.
Dalam sebuah studi tahun 2011 yang dilakukan di 71 negara, Profesor Ekonomi Friedel Bolle menumukan bahwa tingkat kebahagian tertinggi ditemukan di negara-nagara di mana kesenjangan antara kaya dan miskin adalah yang terkecil. Oleh karena itu, jika kita memiliki kebiasaan baik seperti ini, maka kita pribadi memiliki andil yang berdampak besar bagi kesejahteraan orang lain.
Pendek kata, para ahli dan pemikir ternama dunia meyakini bahwa sikap memberi dapat mendatangkan berbagai hal positif untuk diri sendiri dan lingkungan. Oleh karena itu, rasanya kita tidak punya alasan untuk menolak sikap berbagi. Menyatakan bahwa menumbuhkan rasa syukur dalam kehidupan sehari-hari adalah salah satu kunci untuk meningkatkan kebahagiaan pribadi. So, tunggu apalagi untuk segera berbagi pada sesama? Yuk, kita terapkan kebiasaan baik ini dari sekarang!
Banyak orang yang memiliki pola pikir bahwa bila berbagi, berarti akan kehilangan. Tapi sebenarnya membagikan waktu, cinta, pertemanan, nasihat atau benda, sama dengan mengekspresikan lebih banyak tentang siapa diri anda. Anda tidak akan kehilangan apa pun karena anda memberikan kesempatan kepada diri sendiri untuk menjadi apa adanya, dan itu akan membuat anda merasa lebih baik.
Ketika kita diterima di universitas untuk menempuh pendidikan pascasarjana, hal pertama yang akan kita lakukan adalah memberi kabar kepada orang tua dan teman terdekat. Begitu pula saat mendapat pekerjaan baru dan hal serupa lainnya. Bila suatu peristiwa penting terjadi, meskipun baik atau buruk, membaginya dengan orang lain akan membuat hidup terasa lebih tenang. Berbagi dengan orang lain berarti memberi anda kesempatan untuk merayakan sesuatu, membicarakan keputusan yang sulit, dan mengobati batin dengan sesutu yang berharga.
Berbagi cerita dan mendengarkan kisah orang lain membuat rasa gundah dan sedih mereda. Belajar bahwa orang lain telah mengalami pengalaman sedih yang sama dengan anda, akan membuat kita berpikir bahwa anda tidak sendiri.
Bagaimana, apakah kita masih ragu berbuat kebaikan dengan cara berbagi? Semoga tidak, ya.