(Feature) Inspirasi Positif dari Grup Tari Espero SMPN 2 Rembang

Illustrasi Foto (Direktorat PAI Kemenag)

Acara lomba Musabaqah Tilawatil Qur'an (MTQ) dan Mata Pelajaran dan Seni Islam (MAPSI) yang diselenggarakan oleh Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) PAI SMP Kabupaten Rembang menyisakan cerita menarik. Cerita tersebut adalah penampilan siswi SMPN 2 Rembang dengan tarian tradisional Islaminya. Para pelajar yang menamakan diri grup Espero tersebut berhasil memakau para hadirin yang mengikuti acara tersebut.

Tarian yang diperagakan pada acara tersebut menunjukkan dan mewakili kekhasan budaya Islam dan budaya lokal sekaligus. Hal ini ditunjukkan dengan dua hal utama. Pertama, kostum yang dikenakan. Para pelajar yang menjadi penampil adalah 4 orang siswa (Elok Pramesthi, Jessica Naura, Naswa Aurelya, Delove Mecca) yang mengenakan paduan busana daerah (kebaya) dan Jilbab yang dimodifikasi.

Kedua, gerakan tari yang ditampilkan. Para penari memeragakan gerakan tarian yang begitu dinamis namun tetap santun. Dalam gerakan tersebut mereka banyak mengakomodir gerakan tarian diiringi lantunan lagu rohani islam.

Kedua hal tersebut menunjukan bahwa kebudayaan lokal dapat bersanding dengan kebudayaan dan nilai-nilai islami. Lebih dari itu, para penampil tarian ini menyatakan kebanggaan dan kebahagiaan mereka dalam membawakan tarian ini.

Ditemui tim media Subdit SMP selepas pementasan tarian tersebut, mereka menyatakan kebanggaan mereka. “Saya bangga dan bahagia membawakan tarian ini. Bagi saya, membawakan tarian ini sama halnya dengan mengajak teman-teman saya untuk mencintai budaya lokal dan nilai-nilai islami,“ kata Jessica Naura, siswi kelas 8 yang menjadi salah satunya penampil tarian tersebut.

Sebagaimana Jessica Naura, Delove Mecca juga menyatakan keriangan dan kebanggaannya. “Saya tidak malu untuk mengikuti ekstrakurikuler tarian ini, meskipun banyak teman saya yang lebih menyukai tarian dan lagu dari Korea. Untuk menjadi diri sendiri, saya tidak harus mengikuti budaya yang berasal dari luar negeri,” kata Delove.
Penampilan tarian ini tentu saja membutuhkan latihan yang intensif. Elok Pramesthi menuturkan proses latihan yang dilalui mereka. “Ini adalah penampilan pertama kami membawakan tarian ini. Kami berlatih selama dua minggu di bawah bimbingan ibu Adni,” katanya.

Ditemui tim media dan publikasi subdit SMP di lokasi acara, ibu Adni Liuvivi menyampaikan informasi mengenai konsep dan desain tarian ini. “Kami mendiskusikan desain tarian ini dengan mengambil inspirasi tarian budaya Jawa dan islami sekaligus. Kami ingin menampilkan kedua hal ini menjadi kesatuan penampilan yang saling melengkapi,“ ujarnya.

Selain itu, harapan atas penampilan grup Espero juga datang dari pihak luar. Bapak Afif, GPAI pada SMPN 1 Sedan Kabupaten Rembang menyampaikan apresiasi sekaligus harapannya. “Saya sangat terinspirasi dengan penampilan grup tari Espero SMPN 2 Rembang. Penampilan mereka penuh percaya diri dan menampilkan pesan–pesan islami sebagai bagian dari ekstrakurikuler Pendidikan Agama Islam,” ungkapnya.

“Saya berharap, ekstrakurikuler Pendidikan Agama Islam dan ketersedian sarana dan prasarana praktek Pendidikan Agama Islam dapat diberikan perhatian yang lebih dari pihak terkait. Sebagaimana di sekolah kami, masih banyak ditemui dukungan sarana ibadah bagi siswa yang masih sangat kurang. Dengan tersedianya sarana yang memadai dan aktivitas ekstrakurikuler yang marak, Pendidikan Agama Islam di sekolah dapat berkembang dan dikenal lebih luas,” tutupnya.

Dari apa yang ditampilkan oleh grup tari Espero, terlihat bahwa para siswa menampilkan tarian dengan penuh percaya diri. Tampil di hadapkan ratusan penonton, grup tari Espero tidak menunjukkan sikap grogi atau kesalahan gerakan yang fatal.

Naswa Aurelya, anggota lain dari grup ini menyampaikan pesan penting bagi teman – teman sebayanya. “Bagi saya, bergabung dan tampil dengan tarian ini adalah sebuah kebanggaan tersendiri. Saya mengajak dan mendorong teman–teman saya untuk tidak ragu mengikuti dan tergabung dalam aktivitas seperti yang kami jalani,” pungkasnya.

Dari penampilan dan kepercayaan diri dari grup Espero SMPN 2 Rembang, setidaknya terdapat beberapa hal yang dapat dipetik sebagai pelajaran bersama. Pertama, penampilan tari siswa dapat mendorong dan menumbuhkan kepercayaan diri para siswa sebagai penampilnya. Sebagaimana yang disampaikan Jessica Naura, Delove Mecca, Elok Pramesthi, dan Naswa Aurelya, tampil dan menunjukan keberaniannya di depan ratusan penonton mampu menumbuhkan rasa kebanggaan dan kepercayaan diri yang tinggi. Mereka tidak merasa inferior dengan konsep dan produk budaya lokal yang dikombinasikan nilai - nilai islami.

Kedua, ajang kreatifvtas TBTQ dan MAPSI mampu menjadi wahana untuk syiar kesenian islam dengan positif. Hal ini terlihat dari sambutan positif dan applaus yang diberikan oleh para penonton begitu mereka selesai menampilkan suaranya.

Ketiga, perlunya pembinaan dan bimbingan lebih lanjut dari sekolah dan para pemangku kepentingan (stakeholder). Sebagai kerja tim dan berbagai persiapan yang dibutuhkan untuk pementasan tari, grup tari Espero SMPN 2 Rembang dan grup serupa lainnya membutuhkan bimbingan dan pembinaan yang memadai dari berbagai pihak terkait untuk menjaga kesinambungan dan konsistensi penampilan mereka. Hal ini menjadi penting agar tarian dan produk berkesenian mereka tetap dapat tumbuh, berkembang, dan menginspirasi teman-teman sebaya mereka. (SubditSMP)

Pengumpul Bahan: Agus Arya Aulia

Pewarta Foto: Pabio Pangestu




Terkait