Hidup di Lingkungan yang Berbeda

Illustrasi Foto (Direktorat PAI Kemenag)

Oleh: M Dzaki Edrian

(SMPN 8 Padang)

Toleransi secara bahasa berasal dari bahasa latin ‘ tolerare ‘ yang berarti sabar atau menahan.Toleransi juga berarti sikap saling menghormati dan menghargai individu atau kelompok lain atau lingkup lainnya. Toleransi juga besar hubungannya dengan SARA, yaitu Suku,  Agama, Ras, dan Antar Golongan masyarakat. Toleransi juga berdasar pada Al – Qur - a’n , Hadist , dan juga Pancasila serta UUD 1945.

Dalam Al – Qur –a’n Allah berfirman dalam surah Al- Kafirun ayat 6 : “ untukmu agamamu , dan untukkulah agamaku ’’  dari ayat tersebut dapat disimpulkan bahwa islam mengajarkan perilaku toleransi kepada pemeluk pemeluknya, islam mengajarkan agar kita tidak memaksakan kehendak kita pada orang lain dan kita juga harus tetap beristiqamah terhadap kepercayaan yang kita anut.

Jika dilihat dari segi hadits, Rasulullah pernah bersabda : “ Agama manakah yang paling dicintai Alllah ? maka beliau mengatakan “ AL HANIFIYYAH AS SAMHAH ” ( Yang lurus lagi toleran). Dari hadits tersebut dapat kita ambil sedikit hikmah di dalamnya , yaitu percuma saja seseorang atau suatu agama sangat taat pada tuhannya  sampai- sampai menjalalankan suatu perintah tuhannya dengan displin dan tidak pernah tinggal , tetapi tidak ada rasa toleransi di dalam hatinya. Maka kemungkinan buruk pun bisa terjadi , misalnya akan terjadi perpecahan antar anggota umatnya, dan dapat menyebabkan ia meninggalkan agama tersebut dan memilih pergi ke agama lain.

Sementara itu di Undang-Undang negara Republik Indonesia tahun 1945 pasal 29 ayat (2) yang berbunyi  “ negara menjamin kemerdekaan tiap - tiap penduduk untuk memeluk agamanya masing – masing ” . Hal itu berarti bahwa indonesia memberi kebebasan bagi semua masyarakat Indonesia beraktivitas sesuai SARA nya masing – masing .

Hal tersebut pun mungkin sudah menjadi hal yang lumrah bagi masyarakat Indonesia , karena rata – rata penduduk Indonesia tinggal di lingkungan yang berbeda –beda SARA nya. Misalnya si Iwan tinggal di komplek perumahan permai indah , Jakarta Barat. Iwan beragama islam sedangkan hampir semua tetangganya beragama konghucu. Saat perhelatan gotong royong di kompleknya, ia bertugas untuk mencabut rumput dengan tetangga se RT nya yang beragama konghucu. Sesaat mereka berbincang dengan ramah tentang bagaimana cara belajarnya disekolah. Tentu hal tersebut sangatlah baik dalam hidup dengan beragam SARA dan patut dicontoh oleh semua kalangan masyarakat Indonesia baik dari kalangan Anak – anak hingga kalangan dewasa.

Akan tetapi pada saat ini keadaan toleransi dalam keberagaman menjadi buruk sekali dan mulai menghilang  dari kehidupan bangsa Indonesia. Sedikitnya orang yang memahami arti toleransi menjadi penyebab toleransi mulai menghilang, selain itu juga banyak masyarakat yang kurang memahami pancasila sebagai pedoman hidup bagi bangsa Indonesia.

Salah satu contohnya adalah kasus penistaan agama oleh Basuki Thahtja Purnama yang berawal dari pidato Ahok yang menafsirkan QS : Al – maidah ayat 51 entah sengaja atau tidak sengaja hal itu banyak dianggap sebagai suatu penistaan agama oleh masyarakat . Kasus ini pun mendapat respon dari ormas islam yang berupa aksi bela islam di jakarta.

Hal itu seharusnya tidak dilakukan karena dapat menggangu aktivitas masyarakat baik secara langsung maupun tidak langsung. Contoh dari yang langsung nya adalah terganggunya aktivitas di kehidupan sehari hari seperti bekerja dan jalan raya yang macet dan membuat terlambat dalam bekerja. Sementara yang tidak langsung misalnya akan membuat hati menjadi gelisah karena aksi demo tersebut dapat memicu pertikaian antar suku, agama, dan golongan masyarakat.

Untuk itu kita sebagai bangsa indonesia yang baik kita harus mempraktekkan toleransi dalam kehidupan sehari – hari bukan hanya di lisan tetapi juga dalam perbuatan .Berikut contohnya :

Perilaku toleran dalam beragama :

a)     Melaksanakan ajaran agama dengan baik dan benar

b)     Menghormati agama yang diyakini oleh orang lain

c)      Tidak memaksakan kehendak pada orang lain

d)     Toleran dalam pelaksanaan ibadah yang dianut pemeluk lain

Tidak hanya dalam keluarga tetapi juga di sekolah , masyarakat , dan lingkungan berbangsa dan bernegara.

Perilaku toleran terhadap keberagaman suku :

a)     Mau bekerja sama dengan suku orang lain

b)     Mengakui persamaan derajat suku dan ras yang berbeda dengan kita

c)      Menjunjung tinggi semangat nilai persaudaraan dan kemanusiaan

d)     Melaksanakan hak dan kewajiban yang sama dengan orang lain

Perbedaan suku hendaknya tidak menjadi kendala dalam memmbangun persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia . 

Perilaku toleran terhadap keberagaman sosial budaya :

a)     Mengetahui keanekaragaman budaya yang dimiliki bangsa Indonesia

b)     Mempelajari dan menguasai salah satu seni budaya yang ada di indonesia

c)      Merasa bangga terhadap budaya bangsa sendiri

d)     Menyaring budaya asing yang masuk ke dalam bangsa indonesia

Kita tentu harus memelihara kekayaan seni budaya yang ada di indonesia dan bersama – sama memperkenalkannya kepada dunia .

Jadi dapat kita ambil hikmah bahwa meski kita berbeda , tetapi bila tetap menjaga keharmonisan hubungan dalam keberagaman serta saling bersatu , maka toleransi akan berjalan lancar sesuai dengan Al – quran , pancasila , dan BHINNEKA TUNGGAL IKA (Berbeda beda tetapi tetap satu jua).



Terkait