oleh : Silvia Putri Rifana
(Peserta PPK I Medan, Agustus 2019)
Saya Silvia Putri Rifana, saya hanya remaja biasa saja. Tetapi, saya punya mimpi yang tinggi untuk Indonesia. Saya yakin dan saya percaya bahwa Indonesia punya banyak peluang untuk menjadi negara yang lebih baik dari sekarang ini, dan saya serta teman-teman saya bisa berkontribusi untuk itu.
Sering kali saya bermimpi tentang cara mengatasi kemiskinan di Indonesia, tentang cara untuk memberikan pelayanan kesehatan, dan memberikan lebih banyak lapangan pekerjaan dengan memodalkan pendidikan yang cukup dan memadai. Menurut saya, pendidikan yang memadai adalah pendidikan yang menciptakan situasi dimana tidak putusnya pendidikan dari Sekolah Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP), Sekolah Menengah Atas (SMA), hingga perguruan tinggi.
Namun demikian, kadang karena terbatasnya perekonomian, banyak orang yang tidak melanjutkan pendidikannya ke bangku perkuliahan. Pada kenyataannya, bahkan banyak anak anak yang sudah putus sekolah dari mulai bangku sekolah menengah dan sekolah dasar.
Sedih rasanya menjumpai anak-anak seumuran saya yang sudah putus sekolah. Saya yakin, bukan hanya saya yang mempunyai mimpi tentang negara ini, banyak orang yang mempunyai mimpi tentang ini tapi tak berpeluang untuk mengungkapkannya. Saya adalah salah seseorang yang dulunya seperti mereka, dan saya akan menyampaikan beberapa mimpi mereka yang sama seperti mimpi saya atau bahkan bisa dibilang mimpi semua orang untuk negara ini.
Mimpi. Ya, saya sangat memimpikan untuk Indonesia sejahtera, Indonesia lebih baik, Indonesia yang dulunya tak mempermasalahkan agama dan ras, Indonesia yang menghargai perbedaan. Akankah itu hanya sebuah mimpi? Akankah itu semua akan terjadi? Ya, saya yakin pasti. Dengan hal kecil, dengan perlahan-lahan saya dan kita semua akan membangun mimpi itu.
Kita sebagai salah satu bagian dari bangsa ini harus mempunyai mimpi untuk kehidupan dan kesejahteraan negara kita pada tahun-tahun yang akan datang. Mimpi saya untuk Indonesia bukan hanya sekedar bunga tidur yang hanya datang ketika saya lelah dan terlelap saja, tetapi mimpi yang memang seharusnya saya wujudkan.
Untuk saya dan untuk kita semua yang masih berada di bangku sekolah, langkah awal yang harus kita lakukan adalah “Rajin Belajar”. Mengapa demikian? Banyak orang yang gagal meraih impiannya karena malas belajar dan masa bodoh dengan pelajaran. Bukan hanya sekedar giat belajar saja, tetapi juga untuk tetap berusaha agar sekolah kita tidak putus. Banyak pelajar yang berada di daerah pelosok yang putus bukan hanya karna faktor perekonomian, tetapi juga faktor jarak sekolah. Banyak pelajar di daerah terpencil sana yang harus melewati danau, sungai, dan jembatan yang sudah tidak layak untuk dipakai untuk bersekolah.
Bukan hanya itu saja, banyak sekolah sekolah di daerah pelosok Indonesia yang kekurangan guru. Meskipun kondisi ini pasti tidak mudah, syukurlah masih ada banyak guru hebat yang sukarela mengajari mereka.
Sungguh disayangkan bukan? Banyak anak yang berusaha mati-matian demi menuntut ilmu, berbeda dengan kita yang tidak perlu mempertaruhkan nyawa hanya untuk menimba ilmu. Bersyukur adalah salah satu kata yang harus kita ucapkan setiap kita merasa ingin menyerah, karena banyak orang yang lebih susah daripada kita.
Saya mulai berpikir tentang mimpi besar untuk Indonesia ketika saya mengenal potensi yang ada pada bangsa ini. Salah satu yang saya nilai memiliki potensi besar terdapat pada sosok pemuda. Pemuda merupakan ujung tombak bangsa. Pada diri pemuda terdapat potensi yang dibutuhkan bangsa ini untuk menjadi lebih baik dalam segala hal, karena pemuda adalah sumber semangat, mimpi, dan idealisme. Saya yakin, jika potensi pemuda dapat dioptimalkan, maka potensi ini mampu memecahkan berbagai persoalan bangsa dan mewujudkan masa depan yang lebih baik.
Belum lagi potensi Indonesia yang memiliki keragaman agama, ras, suku bangsa, budaya, adat istiadat, dan Sumber Daya Alam (SDA). Gelar sebagai negara dengan keanekaragaman hayati tertinggi kedua di dunia, penghasil kelapa sawit terbesar di dunia, penghasil minyak terbesar ketiga di dunia, penghasil beras terbesar ketiga di dunia, penghasil emas terbesar ketujuh di dunia, dan lain sebagainya merupakan hal positif yang dimiliki Indonesia.
Semua orang sangat bangga dengan ini, termasuk saya. Namun demikian, apakah ini hanya menjadi sekedar potensi yang hambar? saya yakin kita pasti bisa mewujudkan Indonesia yang bermartabat dan menyeimbangkan Sumber Daya Manusia dan Sumber Daya Alam. Saya meyakini, pembuktian mimpi ini ada di tangan para pemuda. Oleh karenanya, pemuda butuh skill dan kemauan yang besar.
Indonesia sejatinya memiliki banyak kelebihan dan peluang dalam menggapai masa depan yang baik. Sumber Daya Alam menjadi modal besar yang belum tentu dimiliki bangsa lain. Kemajemukan penduduk juga menjadi peluang bagi bangsa ini untuk mengoptimalkan potensi yang ada. Semua hal tersebut adalah harapan yang tentu menmunculkan mimpi dan optimisme bagi bangsa ini. Namun demikian, banyak permasalahan yang terjadi pada bangsa ini, seperti korupsi, terorisme, dan lain sebagainya.
Sosok pemuda memiliki peranan penting dalam perjalanan bangsa kita di tahun tahun berikutnya. Bangsa ini masih terus berjalan hingga ke tahun tahun berikutnya. Oleh karenanya, patut disayangkan bila kita tidak bisa memanfaatkan peluang yang besar untuk membuat bangsa ini menjadi lebih maju. Saya yakin, pemuda Indonesia banyak yang cerdas dan kreatif. Maka dari itu, mulai sekarang beranikan diri kita untuk menunjukkan kemampuan kita dan membuat nama bangsa kita harum di mata dunia. Negara yang ‘katanya’ kaya akan hasil buminya ini justru jauh tertinggal dari negara negara tetangga. Kondisi seperti ini akan terus terjadi jika kita sebagai bangsa Indonesia tidak sigap dalam menghadapi semua masalah.
Sebuah harapan, mimpi kecil dan cita-cita tidak ada batasnya. Setiap manusia berhak memiliki mimpi setinggi apapun tanpa memandang ras, agama, gender, usia, status sosial, maupun fisiknya. Ada kutipan yang menarik dan positif dari seorang tokoh yang bernama Charles Hummel yang mengatakan “Masa lalu tidak dapat diraih kembali, kendati kita dapat belajar darinya; masa depan belum kita miliki tapi kita harus merencanakannya. Saatnya adalah sekarang. Yang kita miliki hanya hari ini”
Melalui kutipan tersebut rasanya tidak mungkin bila ada orang yang tidak memiliki mimpi atau cita-cita. Jangan meremehkan bahwa sebenarnya peran mimpi dan cita-cita lah yang akan menentukan masa depan kita kelak.
Sejak kecil kita semua pasti sering ditanya mau jadi siapa kalau sudah besar nanti, ingin bekerja sebagai apa, dan apa cita-cita kita. Pertanyaan tersebut sering kita dengar ketika sekolah di Taman Kanak-Kanak dan Sekolah Dasar. Saat kecil kebanyakan anak akan menjawab dokter, tentara, polisi atau pilot. Hal tersebut lumrah karena pada saat itu anak-anak sebenarnya belum mengetahui apa definisi cita-cita.
Saya juga termasuk di dalamnya yang menjawab cita-cita saya ingin menjadi seorang dokter, karena saya belum mengerti apa-apa saat TK. Pada akhirnya beranjak kita dewasa kita tahu dan mengerti arti tentang sebuah cita-cita dan tujuan hidup ke depan maka kita harus berfikir realistis tentang cita-cita di masa depan.
Sebenarnya sampai sekarang saya masih memimpikan untuk memakai jas kedokteran dan membanggakan orang tua saya serta bisa menolong rakyat rakyat kecil yang selama ini tidak bisa menyembuhkan sakit mereka karena faktor jarak dan faktor keuangan. Saya harap itu semua terjadi, meski sering kali saya berfikir bahwa apa yang akan terjadi ke depannya untuk saya dan cita cita saya tentu tidak mudah untuk mewujudkannya.
Harapan saya sebenarnya dengan profesi saya kelak, saya ingin berkontribusi kepada negara. Banyak dari kita yang terlalu menuntut kepada negara, sedangkan kita lupa apa yang pernah kita berikan pada negara kita sendiri. Kita harus merubah pola pikir seperti itu, karena seharusnya cita-cita yang kita harapkan dan pekerjaan kita kelak di masa depan dapat membangun Indonesia menuju Indonesia Hebat di tahun mendatang.
Tentunya kita sebagai generasi emas, banyak tanggung jawab yang sudah ada di pundak kita masing-masing, pada pundak saya dan kita semua. Di tangan kita lah akan seperti apa bangsa ini kelak. Dengan sejuta harapan, semua cita-cita yang kita inginkan, beragam profesi yang kita harapkan janganlah pernah lupa untuk memberikan diri dan mengabdi pada bangsa ini. Kita tentu tahu bahwa banyak permasalahan yang terjadi baik segi ekonomi, politik, sosial yang kian terus menerus menjadi konsumsi publik. Tentu sebagai generasi emas kita tidak ingin permasalahan tersebut semakin mengakar, peran kitalah disini untuk mewujudkan agar bangsa ini menjadi bangsa yang adil, makmur, dan sejahtera.
Masa depan kita adalah tujuan hidup kita sekarang, bukan lagi hanya sebuah angan-angan atau sebuah bunga tidur saja, akan tetapi adalah sebuah tujuan nyata yang akan kita raih. Tentunya semua itu diperlukan kerja keras, doa, pengorbanan, restu orangtua, dan selalu berpikiran optimis.
Banyak orang berpendapat bahwa masa depan adalah masa yang akan kita raih tanpa melihat juga apa yang kita lakukan dimasa lalu, sebenarnya masa depan tergantung pada banyak hal, tapi kebanyakan tergantung kepada diri kita masing-masing. Kelak akan banyak tantangan, suka duka dan resiko yang kita hadapi dan harus kita perjuangkan agar cita-cita tersebut nyata.
Sama seperti bangsa ini, jika memang sekarang kita para pemuda belum bisa membuat negara ini menjadi lebih baik, maka terus berjuanglah dan jangan pernah membuat keadaan bangsa ini semakin tidak terkendali dengan tindakan negatif seperti tawuran, tindakan membully, dan sebagainya. Apa sih keuntungan melakukan itu semua? Menurut saya, tindakan negatif tersebut hanya akan merugikan diri kita sendiri dan orang lain. Tindakan negatif tersebut hanya akan membuat diri sendiri seperti pahlawan kesiangan.
Belajar merubah keadaan menjadi lebih baik adalah salah satu langkah awal untuk mengubah bangsa ini menjadi bangsa yang lebih baik kedepannya. Dengan cara itu selangkah kita dapat membuat bangsa ini tidak terpecah belah. Kejadian seperti melerai kekerasan dan sebagainya juga berpengaruh untuk masa depan kita. Jika kita melerai, kita bisa belajar menjadi seorang yang pemberani yang tidak segan dalam mengambil langkah dan keputusan. Kelak kita akan menjadi pribadi yang membedakan mana langkah yang baik dan langkah yang buruk untuk masa depan kita. Berani dan pantang menyerah adalah salah satu kunci untuk mencapai kesuksesan di masa depan.
Saya yakin waktu akan memberitahukan langkah bagaimana kita bisa memulai. Salah satu langkah kecil itu adalah dimulai dari sekarang yakni menuntut ilmu di jurusan masing-masing sesuai keahlian dengan sungguh-sungguh. Jika suatu saat nanti mimpi kita siap untuk diwujudkan, kita sudah siap mengaplikasikan ilmu dan keahlian kita dalam mimpi yang ingin kita wujudkan.
Tugas kita sebenarnya tidak seberat para pahlawan yang rela mempertaruhkan nyawa mereka untuk kemerdekaan bangsa ini. Saya yang sebagai pelajar, ketika mendengar penjelasan guru tentang bagimana perjuangan bangsa ini sudah sangat merinding. Tidak bisa saya bayangkan bagaimana gigihnya para pejuang kemerdekaan bangsa ini.
Maka dari itu jangan pernah kita melupakan sejarah tentang negara ini dan terus berjuang untuk kemajuan bangsa ini agar tidak tertinggal dari bangsa bangsa lain. Sesuai dengan slogan Bapak Ir. Soekarno yaitu JASMERAH yang kepanjangannya adalah JANGAN SEKALI SEKALI MELUPAKAN SEJARAH. Slogan itu harus selalu kita tanamkan dalam diri kita, agar tidak ada seorang pun yang melupakan sejarah bangsa ini.
Walaupun banyak perbedaan diantara masyarakatnya, entah itu agama, budaya, adat istiadat dan sebagainya saya yakin Indonesia tidak akan terpecah belah. Sesuai dengan BHINEKA TUNGGAL IKA, yang berarti BERBEDA BEDA TAPI TETAP SATU JUA.
Saya harap mimpi saya dan mimpi kita semua untuk negara dan bangsa kita ini dapat tercapai. Pantang menyerah dan terus berjuang adalah kuncinya. Tetap berjuang untuk Indonesia lebih maju, saya yakin kita semua pasti bisa!