Tema: Sekolahku Tanggung Jawabku

Oleh : Charita Rahmanda Basuki

(SMPN 2 Pare, Kediri, Jawa" />

Sekolahku yang Marak

Illustrasi Foto (Direktorat PAI Kemenag)

Tema: Sekolahku Tanggung Jawabku

Oleh : Charita Rahmanda Basuki

(SMPN 2 Pare, Kediri, Jawa Timur)

Sekolah adalah lembaga tempat para siswa menerima pengajaran dan bimbingan dari guru. Sekolah juga disebut rumah kedua bagi siswa/murid. Sebagian besar negara memiliki sistem pendidikan yang formal yang umumnya wajib. Dalam sistem ini, siswa diharapkan mengalami kemajuan setelah melalui serangkaian kegiatan belajar mengajar di sekolah.

Melihat peran pentingnya, sekolah merupakan suatu hal yang penting bagi warga bangsa. Dengan demikian, jika diandaikan tidak ada sekolah, maka kualitas pendidikan masyarakat yang ada di indonesia pasti terganggu. Akibat lebih jauhnya adalah kehidupan yang dijalani masyarakat tidak akan terjamin dan banyak pengangguran dimana-mana karena pengethuan dan kecakapan yang dimilikinya tidak mampu memenuhi standar yang digariskan perusahaan atau industri yang dituju.

Di sekolah kami, di SMPN 2 Pare yang berada di Jln. PK bangsa No 2 Tulungrejo, Pare, kami mencari ilmu dengan berbekal semangat juga impian dari desa kecil kami. Segala puji bagi Allah SWT, sekolah kami terpilih sebagai sekolah rujukan di Kab Kediri. Sebagai sekolah rujukan, SMPN 2 Pare dilengkapi berbagai fasilitas pendukung dengan standar tertentu hingga memenuhi kualifikasi sekolah rujukan. Standar ini sangat dibutuhkan dalam upaya membentuk kualitas pembelajaran di sekolah kami dan sangat penting dalam proses membentuk karakter kami sebagai siswa.

Sekolah rujukan adalah menjadi sekolah acuan bagi sekolah lain di sekitarnya dalam penerapan penjaminan mutu pendidikan secara mandiri, memenuhi Standar Nasional Pendidikan (SNP), memiliki/mencapai indikator-indikator pendidikan yang lebih dari SNP, dan memiliki prestasi atau keunggulan baik dalam bidang akademik maupun non akademik.

Sekolah rujukan merupakan sekolah rintisan bersama antara Dinas Pendidikan Kab/Kota, Dinas  Pendidikan Provinsi dan Direktorat Pembinaan SMP guna percepatan dan perluasan peningkatan mutu pendidikan SMP melalui pemenuhan SNP (Standar Nasional Pendidikan) dan pengembangan progam keunggulan sesuai dengan potensi sekolah dan kebutuhan masyarakat.  

Standar Nasional Pendidikan terdiri atas 8 standar, yaitu: Sandar Kompetisi Lulusan, Standar Isi, Standar Proses, Standar Penilaian Pedidikan, Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan, Standar Sarana dan Prasarana, Standar Pengelolaan, dan Standar Pembiayaan. Standar ini menjadi tolok ukur kualitas pelaksanaan pembelajaran di sekolah.

Dalam melaksanakan proses pembelajaran, sekolah kami memliki kegiatan ekstrakurikuler yang beragam. Salah satu ekstrakurikuler yang kami miliki adalah ekstrakurikuler OSIS (Organisasi Siswa intra Sekolah). Keberadaan OSIS itu cukup penting bagi kegiatan kegiatan yang akan/sedang  dilakukan di sekolah, karena terkait dengan upaya membangun sikap bertanggung jawab dan kemandirian dalam berorganisasi.

Di sekolah kami, cara memilih anggota OSIS dilakukan dengan cara mewawancarai perwakilan setiap kelas yang memiliki standar kepemimpinan dan tanggung jawab yang dibutuhkan dalam menjalankan organisasi OSIS. Dari sinilah siswa belajar tentang makna solidaritas dan tanggung jawab dalam proses pemilihan keanggotaan OSIS.

Dalam menjalankan kegiatannya, OSIS mengadakan berbagai acara di sekolah, seperti diadakannya DN atau Dies Natalis. DN biasa disebut juga sebagai acara ulang tahun sekolah. Dengan kegiatan seperti ini dan kegiatan-kegiatan lainnya, OSIS diberi mandat, tugas, dan tanggung jawab dalam menunjukkan kegiatan keorganisasiannya.

Sebagaimana sekolah lain, SMPN 2 Pare  juga memiliki ekstrakurikuler Pramuka. Sebagaimana kita ketahui, Pramuka berasal dari singkatan Praja Muda Karana, yang memiliki arti jiwa muda yang suka berkarya. Kepramukaan adalah sistem pendidikan kepanduan yang disesuaikan dengan keadaan, kepentingan, dan perkembangan masyarakat dan bangsa Indonesia.

Gerakan pramuka sebagai penyelenggara pendidikan kepanduan indonesia bertujuan untuk  membentuk setiap pramuka agar menjadi pribadi yang beriman dan bertakwa, memiliki akhlak yang mulia, mempunyai jiwa yang patrotik, taat akan hukum, serta disiplin yang tinggi. Selain itu, Pramuka bermanfaat untuk membangun pribadi yang menjunjung tinggi nilai keluhuran bangsa indonesia. Pramuka  juga mendorong siswa memiliki dan menguasai kecakapan hidup.

Dalam kepramukaan diajarkan sikap untuk saling berbagi, menolong, dan bertanggung jawab. Di sekolah kami, kegiatan pramuka biasa dilakukan di hari Jumat setelah pulang sekolah, di samping kegiatan pramuka wajib yang harus dihadiri oleh semua siswa yang biasanya dilakukan di hari Selasa, juga setelah pulang sekolah. Para senior pramuka yang sudah memiliki wawasan akan mengajarkan ilmu kepramukaan kepada para junior.  Dalam hal ini senior memiliki tanggung jawab besar dalam menjalankan tugasnya untuk membimbing para junior.

Selanjutnya, di sekolah kami ada ekstrakurikuler PMR (Palang Merah Remaja). Pernah mendengar bukan? Pasti yang diketahui itu Palang Merah Remaja. Yapp.. PMR adalah wadah pembinaan dan pengembangan aggota remaja PMI (Palang Merah Indonesia).

Anggota PMR merupakan salah satu kekuatan PMI dalam melaksanakan kegiatan kegiatan kemanusiaan di bidang kesehatan dan siaga bencana, mempromosikan prinsip prinsip dasar gerakan palang merah dan bulan sabit merah internasional, serta mengembangkan kapasitas organisasi PMI. 

Palang Merah Remaja atau PMR bertujuan untuk  membangun dan mengembangkan karakter kepalangmerahan agar siap menjadi relawan PMI pada masa depan. Pada PMR kita diajarkan untuk saling tolong menolong dan bertanggung jawab atas tugas tugas yang diberikan senior juga pembina kita. Dalam sekolah kami, ekstrakurikuler PMR  biasanya dilakukan pada hari Rabu setelah pulang sekolah. PMR biasanya melakukan tugasnya ketika ada acara OSIS, pramuka, dan takmir yang membutukan bantuan kesehatan dari pihak PMR. PMR memiliki tugas yang tidak ringan, karena selain menjalankan tugas umum seperti itu, PMR SMPN 2 Pare juga kadang dikirm untuk melakukan lomba tingkat kabupaten maupun provinsi (jumbara).

Terakhir, ada ekstrakurikuler ketakmiran. Di sekolah kami, ekstrakurikuler ketakmiran bukan hanya menjadi ekstrakurikuler biasa, namun sebuah kegiatan keagamaan yang penting dan slalu mengadakan acara keagamaan di sekolah kami. Ketakmiran adalah sekumpulan orang yang mempunyai kewajiban memakmurkan masjid.  Takmir masjid sebenarnya telah bermakna kepengurusan masjid, namun tidak salah bila kita menyebut “pengurus takmir masjid”.

Firman Allah SWT: “Sesungguhnya orang orang yang memakmurkan masjid Allah ialah orang orang yang beriman kepada Allah dan hari akhir, menegakkan shalat, mengeluarkan zakat, dan tidak takut kecuali hanya kepada Allah SWT. Karena itu semoga mereka termasuk orang orang yang mendapat hidayah.” (QS. At-Taubah :18).  Kemajuan seluruh siswa dalam berkegiatan dan melakukan ibadah juga tidak luput dari peran takmir yang selalu mengelola masjid hingga sepantasnya kita gunakan.

Takmir di sekolah kami juga tak kalah pentingnya dengan organisasi lainnya. Organisasi takmir biasaanya mengadakan acara keagamaan yang harus diikuti oleh semua warga siswa sekolah. Hal ini membuat anggota takmir memiliki tanggung jawab untuk melakukan tugas dengan bertanggung jawab. Ada banyak ekstrakurikuler lainnya yang ada di sekolah kami.

Dari contoh ekstrakurikuler sekolah saya diatas, kita dapat mengambil sebuah pesan atau hikmah bahwa semua kegiatan harus didasari dan dijalankan dengan rasa tanggung jawab. Apa sih yang disebut dengan tanggung jawab? Tanggung jawab itu adalah kesadaran diri manusia terhadap semua tingkah laku dan perbuatan yang disengaja atau pun tidak disengaja. Tanggung jawab harus berasal dari dalam hati kita semua dan dari kemauan diri sendiri atas kewajiban  yang harus dijalankan atau diserahkan kepada kita.

Tanggung jawab itu banyak memiliki manfaat, diantaranya penghargaan dan apresiasi oleh orang lain,  antisipasi kesalahan, dapat dipercaya, meningkatkan peluang kesuksesan, dan kepuasan dalam bekerja.

Untuk itu semua, kita sebagai warga sekolah harus bertanggung jawab atas sekolah kita dengan cara melakukan semua kegiatan atau melakukan tugas dengan bangga dan dengan perasaan senang. Selain itu, bentuk dari tanggung jawab kita bisa dengan cara menjalankan disiplin dengan baik, misalnya tidak membuang sampah sembarangan. Apa jadinya kalau sekelompok tamu penting dari sekolah lain atau instasi lain melihat sekolah kita penuh dengan sampah sampah yang berserakan? Apa reaksi mereka? Akankah bangga atau pun sebaliknya?

Walaupun sekolah kita hanya kita tempati beberapa tahun saja, namun semua ilmu yang diberikan Tuhan lewat tempat yang kita sebut dengan ‘SEKOLAH’ harus kita jaga nama baiknya dari pendapat negatif orang. Selain itu, sudah menjadi kewajiban kita untuk menjaga dan mengembangkan segala aktifitas dan kegiatan yang akan mendukung siswa dan siswi dalam upaya membentuk karakter yang baik.

Semua karakter dan sifat seseorang tergantung dari lingkungannya. Menjaga  semua fasilitas dan lingkungan kita dari sampah dan hal yang merugikan juga termasuk tanggung jawab kita.  Menyediakan tempat sampah di depan setiap kelas atau di tempat ramai juga termasuk tanggung jawab kita. Mengingatkan teman atau orang orang yang  membuang sampah atau merusak fasilitas sekolah  juga merupakan tanggung jawab kita sebagai warga sekolah.

Teman-teman semua, marilah kita mulai membentuk sikap bertanggung jawab kita mulai dari sekarang dengan cara yang simpel. Jagalah semua aset berhargamu dengan tanggung jawab seperti menjaga sekolah dengan cara cara yang sederhana, supaya esok engkau bisa bertanggung jawab tanpa kesulitan dan terpaksa. 



Terkait