Bogor (PAI) --- Direktur Pendidikan Agama Islam, Kementerian Agama menggagas Tujuh Peta Jalan Pendidikan Agama Islam 2024-2029. Khusus dalam aspek kurikulum, Direktur PAI mengharapkan agar Buku Teks utama Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti harus berbasis kurikulum merdeka, integral dengan moderasi beragama, insersi tuntas baca Al-Qur'an dan minim kesalahan.
Dengan demikian, strategi kebijakan pembanding kualitas (quality control) berlapis dibutuhkan untuk menelurkan buku pembelajaran yang berkualitas tinggi dan berdampak luas membentuk karakter kebangsaan serta pondasi keagamaan Islam.
Terkait kurikulum pendidikan agama Islam, tahun 2024 ini, Direktorat PAI sedang menyelesaikan 42 Buku Teks Utama PAI dan Budi Pekerti di berbagai jenjang pendidikan. Direktur Pendidikan Agama Islam, M. Munir menegaskan bahwa buku teks harus mampu memberikan kontribusi yang berarti bagi pengembangan Pendidikan Agama Islam berbasis kurikulum merdeka, terintegrasi moderasi beragama dan terinsersi tuntas baca Al-Qur'an, jadi wajib sangat minim kesalahan.
"Sebagai buku teks utama maka harus sempurna dan minim kekeliruan. Buku ini adalah rekonstruksi dari konten para penulis, dilakukan oleh penelaah secara seksama dan hati-hati sebab mulai tahun 2024, Buku Teks Utama Mapel PAI menjadi tanggung jawab Kementerian Agama bukan lagi Kemendikbud," terang Direktur Pendidikan Agama Islam, Muhammad Munir dalam giat Layout dan Editing Draft Naskah Buku Teks Utama PAI dan Budi Pekerti Jenjang SD, SMP, SMA/SMK, Pendidikan Khusus dan Buku Pembelajaran TK di Bogor (14/08).
Sebagai informasi, saat ini, draft naskah buku teks utama pendidikan agama Islam dan budi pekerti telah ditelaah oleh tim reviewer dari Universitas Islam (UIN) Sunan Gunung Djati Bandung, yakni dosen-dosen terpilih yang bertugas mengecek ulang isi teks buku dengan cara menemukan dan mempelajari kata, topik, dan konsep terbaru.
Dengan demikian buku teks utama pendidikan agama Islam ini juga dapat memberikan kekuatan dalam membentuk diri para pembacanya. Berbagai kekurangan dari penulis yang ditemukan oleh tim editor dalam konten buku merupakan kebijakan awal sebelum buku secara resmi diterbitkan. Langkah kegiatan tersebut sebagai pembanding kualitas (quality control).
Draft naskah yang selesai dilengkapi oleh tim UIN Sunan Gunung Djati Bandung tersebut tengah dikroscek ulang oleh tim editor internal Direktorat Pendidikan Agama Islam yakni para profesional di bidang penulisan buku dan modul pembelajaran agama Islam.
"Naskah yang disusun dan diperiksa berlapis dan berulang kali diharapkan akan menjadi lebih sempurna dan bebas permasalahan di masa yang akan datang. buku memberikan kesempatan kepada pembaca untuk menemukan dan mempelajari kata, topik, dan konsep baru. Buku juga memberikan kekuatan dalam membentuk diri pembacanya" tambah Munir.
Disinilah pentingnya kolaborasi antara penulis, ilustrator, layouter dan editor dalam menyusun sebuah buku teks utama yang akan digunakan dalam jangka panjang, apalagi mata pelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) yang akan membentuk karakter kebangsaan dan pondasi keagamaan peserta didik di seluruh sekolah di hampir semua jenjang pendidikan di Indonesia. [SYAM]