Pengembangan Kurikulum PAI di Masa Pandemi Covid-19 (Pengalaman SMPN 26 Surabaya)

Illustrasi Foto (Direktorat PAI Kemenag)


Ket foto: Mufatiroh (dok .pribadi)

Oleh: Mufatiroh (Guru PAI SMP SMPN 26 Surabaya)

Tulisan ini adalah tugas mandiri peserta Workshop Pengembangan Kurikulum PAI SMP yang diselenggarakan Direktorat Pendidikan Agama Islam pada 24-26 Agustus 2021 di Malang


Problematika pendidikan selalu muncul bersama dengan situasi dan kondisi lingkungan sekitar, perkembangan ilmu pengetahuan-teknologi, peningkatan kemampuan peserta didik, pengaruh informasi, dan kebudayaan. Lebih dari itu, pada saat ini Indonesia dalam keadaan rawan kesehatan dikarenakan adanya pandemi Covid 19. Wabah ini telah berdampak di berbagai sektor kehidupan kita seperti ekonomi, sosial, termasuk juga pendidikan. Dampak pandemi Covid-19 di bidang pendidikan sangatlah besar setelah dikeluarkannya Surat Edaran Mendikbud No 4 Tahun 2020. Surat tersebut berdampak luas dengan dibatalkannya Ujian Nasional, pelaksanaan Ujian Sekolah secara daring, pembelajaran jarak jauh (PJJ) dari rumah atau secara daring (dalam jaringan), pelaksanaan PPDB secara daring, dan pemakaian dana BOS untuk membiayai pencegahan Covid 19.

Pada sektor pendidikan pandemi Covid-19 ini juga dirasakan Kota Surabaya yang telah bertekad menjadi kota barometer pendidikan. Surat Edaran Kepala Dinas Pendidikan Nomor: 420/5951/436.7.1/2020 tertanggal 20 Maret 2020 menyebutkan bahwa mulai 23 Maret 2020 semua lembaga pendidikan melaksanakan pembelajaran jarak jauh. Berdasarkan surat edaran ini, kegiatan belajar mengajar semua jenjang dilakukan di rumah peserta didik masing-masing dan para pendidik melakukan proses pembelajaran dengan jarak jauh secara daring (online). Pendidik harus memastikan proses pembelajaran tetap berjalan meskipun peserta didik berada di rumah.

Pengalaman SMPN 26 Surabaya

Proses pembelajaran secara daring (online) dan jarak jauh ini juga menjadi problem bagi guru Pendidikan Agama Islam (PAI) dan budi pekerti di SMPN 26 Surabaya. Hal ini dikarenakan materi PAI bukan hanya sekedar penanaman konsep/pengetahuan, tetapi materi PAI juga terkait dengan penanaman budi pekerti yang diarahkan untuk pembentukan karakter yang mulia, misalnya pada materi akhlak. Guru PAI tidak mungkin memberi materi akhlak dengan pembelajaran jarak jauh secara daring hanya dengan memberi latihan soal.

Selama ini, penyampaian materi akhlak dengan hanya memberikan latihan soal dalam pembelajaran daring membuat anak-anak selalu merasa bosan dan mengeluh. Mereka beralasan para pendidik hanya memberikan pembelajaran menghafal konsep/pengetahuan. Hal ini diketahui dari hasil kerja peserta didik yang bersifat kualitatif di mana terdapat peserta didik yang serius dan kurang serius dalam mengerjakannya. Hal ini dikarenakan kurangnya variasi penggunaan media pembelajaran. Akibatnya, proses pembelajaran berjalan dengan monoton dan kurang inspiratif. Dalam kaitan ini, pendidik yang kurang inovatif menjadi penyebab utama materi kurang disenangi peserta didik.

Pembelajaran jarak jauh secara daring (online) merupakan hal baru bagi pendidik dan peserta didik di SMPN 26 Surabaya. Terdapat beberapa ketentuan pembelajaran jarak jauh dari rumah yang perlu diperhatikan oleh seorang guru PAI, yaitu: pertama, Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) difokuskan pada pendidikan kecakapan hidup; kedua, pembelajaran jarak jauh secara daring (online) memberikan pengalaman belajar yang bermakna, tanpa terbeban tuntutan capaian kurikulum untuk kenaikan kelas dan kelulusan; ketiga, aktivitas dan tugas pembelajaran harus bervariasi dengan memperhatikan fasilitas yang ada pada peserta didik, dan; keempat, hasil kerja peserta didik diberi umpan balik yang bersifat kualitatif dan berguna dari pendidik.

Urgensi Inovasi

Memperhatikan berbagai masalah dan kebutuhan pembelajaran jarak jauh, kiranya inovasi pembelajaran merupakan solusi yang perlu didesain dan dilaksanakan oleh guru PAI di SMPN 26 Surabaya. Inovasi tersebut dikembangkan dengan memaksimalkan media yang ada seperti media daring (online) di masa pandemi Covid-19 dalam meningkatkan motivasi belajar peserta didik.

Melalui penggunaan media pembelajaran, penanaman konsep, prinsip dan penanaman budi pekerti/nilai-nilai karakter yang pada awalnya dirasa sulit oleh peserta didik akan menjadi lebih mudah untuk dipahami dan diamalkan. Pelajaran PAI seharusnya disampaikan secara nyata, agar peserta didik dapat memahami dan mencerna serta mengamalkan materi yang disampaikan dengan baik alam kehidupan sehari-hari.

LMS dan Micosoft Teams

Pada awal masa pandemi Covid-19, dalam penyampaian materi pelajaran secara daring, para pendidik PAI di SMPN 26 Surabaya menggunakan media LMS (learning management sistem) dengan WhatsApp (WA). Namun, media tersebut memilikui keterbatasan. Media tersebut hanya dapat digunakan 4 (empat) orang jika pendidik melakukan vicon atau video call. Pendidik menggunakan teknik vicon atau video call pada materi akhlak karena materi tersebut membutuhkan praktek langsung peserta didik setelah menerima konsep/pengetahuan. Sayangnya, hasil belajar peserta didik tidak terukur dengan baik. Pendidik di SMPN 26 Surabaya hanya memperoleh penilaian kognitif saja, sementara penilaian sikap dan ketrampilan belum dapat dicapai.

Dari beberapa masalah di atas menunjukkan bahwa motivasi peserta didik di SMPN 26 Surabaya dalam mengikuti pembelajaran PAI dan budi pekerti secara online di awal masa pandemi Covid-19 materi akhlak terlihat masih kurang. Oleh karena itu, perlu diadakan perubahan, yaitu memberikan pembelajaran yang menyenangkan kepada peserta didik. Perlu dilakukan kegiatan yang melibatkan peserta didik secara langsung yang akan mempermudah peserta didik untuk meningkatkan motivasi belajar.

Media teknologi dan informasi, pada masa pandemi Covid-19 ini sangatlah akrab dengan kehidupan sosial peserta didik di SMPN 26 Surabaya. Oleh karena itu, perlu dipikirkan terobosan baru LMS yang dapat membantu proses pembelajaran. Kota Surabaya, yang telah bertekad menjadi kota barometer pendidikan, telah memberikan solusi dengan memanfaatkan media Microsoft teams.

Dengan memanfaatkan media Microsoft teams, peserta didik dapat mengakses soal penilaian harian dalam bentuk online melalui smartphone ataupun laptop yang terhubung dalam jaringan (online). Peserta didik juga dapat mengetahui nilai serta pembahasan jawabannya. Tidak hanya itu, semua proses pembelajaran dengan menggunakan LMS Microsoft teams dapat dipantau dan dievaluasi oleh Dinas Pendidikan Kota Surabaya. (SM)

Penyiap Bahan: Sulaiman Darussalam

Penyelia : Syaifuddin Zuhri, Adi Anugrah




Terkait