Bandung (Di.t PAI)-- Direktorat Pendidikan
Agama Islam berkomitmen untuk terus mengedepankan nilai dan internalisasi
Moderasi Beragama dalam setiap program dan kegiatan yang dijalankan. Kondisi
demikian tercermin dalam kegiatan Peningkatan Kompetensi ICT Guru PAI SMA/SMK
dan Peningkatan Kompetensi ICT Guru PAI
SMALB yang digelar di Hotel Golden Flower Bandung tanggal 1—3 April 2021.
Pemateri Wawan Hermawan menjelaskan, hendaknya implementasi Moderasi Beragama dapat diterapkan secara berkelanjutan dalam semua aspek kehidupan.
Menurutnya, makna moderasi yang berada di tengah (moderat-ed) hendaknya menjadi posisi yang memungkinkan untuk dapat melihat ke segala arah. Idealnya, kondisi demikian mampu mendorong sikap selaku penyeimbang dan rujukan dalam menegakkan kebenaran dan keadilan. Menggunakan istilah yang sangat relevan dengan makna moderasi, pemateri melanjutkan paparan dengan menguraikan makna Tawasuth, Itidal, dan Tawazun.
Menurutnya, moderasi merupakan suatu proses berkelanjutan untuk berada di tengah, tidak condong ke kanan dan ke kiri (Tawasuth), bisa tegak lurus (Itidal), hingga seimbang (Tawazun) untuk menegakkan keadilan. “Dalam pengamalannya tentu kita akan menemui hasil yang tidak sama,†jelas Wawan. “Hal ini dipengaruhi oleh tingkat wawasan dan pengetahuan serta penerimaan cara fikir,†pungkasnya.
Dalam pemaparannya, Wawan mengatakan makna penting lain dari pengamalan moderasi beragama. Diyakini, implementasi moderasi beragama akan melahirkan sikap egaliter, toleran, musyawarah, mendahulukan yang prioritas, dinamis inovatif, dan makna positif lainnya. (ZF/Tim Media PAI)
Pemateri Wawan Hermawan menjelaskan, hendaknya implementasi Moderasi Beragama dapat diterapkan secara berkelanjutan dalam semua aspek kehidupan.
Menurutnya, makna moderasi yang berada di tengah (moderat-ed) hendaknya menjadi posisi yang memungkinkan untuk dapat melihat ke segala arah. Idealnya, kondisi demikian mampu mendorong sikap selaku penyeimbang dan rujukan dalam menegakkan kebenaran dan keadilan. Menggunakan istilah yang sangat relevan dengan makna moderasi, pemateri melanjutkan paparan dengan menguraikan makna Tawasuth, Itidal, dan Tawazun.
Menurutnya, moderasi merupakan suatu proses berkelanjutan untuk berada di tengah, tidak condong ke kanan dan ke kiri (Tawasuth), bisa tegak lurus (Itidal), hingga seimbang (Tawazun) untuk menegakkan keadilan. “Dalam pengamalannya tentu kita akan menemui hasil yang tidak sama,†jelas Wawan. “Hal ini dipengaruhi oleh tingkat wawasan dan pengetahuan serta penerimaan cara fikir,†pungkasnya.
Dalam pemaparannya, Wawan mengatakan makna penting lain dari pengamalan moderasi beragama. Diyakini, implementasi moderasi beragama akan melahirkan sikap egaliter, toleran, musyawarah, mendahulukan yang prioritas, dinamis inovatif, dan makna positif lainnya. (ZF/Tim Media PAI)