Yogyakarta (Direktorat PAI) -- Direktorat PAI menggelar Refreshment Pelatih Nasional (PN) Program Pengembangan Berkelanjutan Guru PAI (PPKB GPAI) selama 3 hari (7 s.d 9 Juni 2023) di Yogyakarta.
Dalam arahannya, Direktur PAI menyampaikan posisi penting PPKB GPAI. "Terdapat dua program besar yang bersinggungan dengan penguatan kompetensi guru, yakni PPKB dan Pendidikan Profesi Guru (PPG). Jika PPG untuk penguatan kompetensi dengan jabatan terakhir guru profesional, maka PPKB juga untuk menghasilkan guru yang profesional untuk peningkatan kompetensi," tukasnya (7/6).
Lebih lanjut, Amrullah mengungkapkan perlunya kemitraan dengan para pemangku keperntingan (stakeholder) program PPKB. "Upaya peningkatan kompetensi tidak mungkin ditempuh dengan cara kita memberikan pelatihan kepada seluruh GPAI satu persatu di Indonesia. Oleh karenanya, kita butuh mitra dari guru yang telah diseleksi dan direkrut sebagai pelatih, mulai dari pelatih nasional, provinsi, hingga daerah," jelasnya.
Dirinya juga mengungkap sekilas hasil PK Online yang baru saja dilaksanakan Direktorat PAI.
"Berdasar hasil PK Online," imbuhnya, "banyak wilayah yang perlu membutuhkan perhatian lebih lanjut. Untuk wilayah seperti ini, mungkin mereka bisa diperkuat melalui program tambahan, misalnya dengan program visiting teacher. Kita dapat sepakati skema tentang daerah mana yang perlu dikunjungi dari pelatih nasional atau tim pengembang."
Di akhir sambutan, sembari mengingatkan perlunya refreshment dan TOT untuk 8 Wilayah yang belum melaksanakannya, Direktur PAI berharap perlunya kesamaan materi dan juga skema yang dijalankan dalam PPKB.
Pada kesempatan sambutan tuan rumah, Plt. Kepala Bidang Pendidikan Agama dan Keagamaan (Pakis) Daerah Istimewa Yogyakarta, Abdul Suud, menyampaikan pandangannya mengenai PPKB GPAI.
"Anda semua selaku Pelatih Nasional (PN) PPKB memiliki tugas untuk mengarahkan guru. Tugas Pokok PN PPKB GPAI adalah melatih, memberikan contoh, motivasi, dan memberikan daya dorong bagi guru-guru GPAI di tingkat wilayah. Hal demikian sejalan dengan teori pendidikan Ki Hajar Dewantoro, yakni "ing ngarso sung tulodo, ing madyo mangun karso, tut wuri handayani" paparnya.
Pada kesempatan selanjutnya, Kasubdit PAI pada SMA/SMALB/SMK M Adib Abdusshomad mengatakan nahwa setiap individu harus update knowlegde yang merupakan sesuatu yang tidak bisa dihindari. Refreshment atau penyegaran PN PPKB GPAI perlu dilaksanakan, karena ada konteks yang terus dinamis dan tantangan yang terus berubah," ucapnya.
Ia juga berbicara tentang sunnatullah perubahan. "Guru dituntut untuk bisa merespons tantangan kekinian serta merancang kebutuhan umat yang akan datang. PPKB ini menjadi sebuah keniscayaan karena secara sunatullah manusia adalah pembelajar," tuturnya.
Lebih jauh, mengutip ungkapan Dirjen Pendis Mohamad Ali Ramdhani, alumni Flinders University ini menyampaikan bahwa orang yang tidak mau belajar itu memilih masa lalu dan yang memilih masa depan adalah orang yang meningkatkan pengetahuannya. Oleh karena urgensi perlunya pengembangan kompetensi GPAI, maka PPKB mengisi peran tersebut. (Sugeng)