Direktur PAI: Peran Pengawas Tidak Tergantikan

Illustrasi Foto (Direktorat PAI Kemenag)

Pekanbaru (Direktorat PAI) – Keberhasilan penyelenggaraan Pendidikan Agama Islam (PAI) di sekolah berbanding lurus dengan peningkatan kualitas Guru PAI. Proses ini menitikberatkan pada pembimbingan dan pelatihan GPAI, yang menjadi salahsatu tugas pokok Pengawas PAI.

Selama mengemban tugasnya, Pengawas PAI dianggap sebagai “gurunya para guru” karna telah memenuhi sejumlah kualifikasi dari pengalaman dan keahlian khusus dalam bidang tatakelola pendidikan.

Demikian benang merah pernyataan Direktur Pendidikan Agama Islam Amrullah pada pengarahan Program Peningkatan Keprofesian Berkelanjutan (PPKB) Pengawas PAI Angkatan 4 pada Rabu (21/6) di Pekanbaru.

“Peran Pengawas PAI tidak tergantikan. Pengawas PAI bertugas di dua lingkungan Kementerian, sehingga setiap perkembangan dan perubahan regulasi kedua lingkungan akan ikut dirasakan oleh Pengawas PAI. Untuk itu, problematika kepengawasan perlu banyak kita diskusikan,” tukasnya.

Dalam arahannya, Direktur PAI menekankan tiga poin penting mengenai peran pengawas PAI.

Pertama, agar Pengawas PAI lebih memperhatikan kebutuhan GPAI dan sekolah. Bagi Amrullah, hal ini tentu akan mendorong Pengawas PAI untuk bergerak meningkatkan peran sehingga membuat semua pihak menyadari arti penting kehadiran mereka di satuan pendidikan.

“Kita juga harus betul-betul bergerak. Artinya, bagaimana meningkatkan peranan pengawas agar memang sesuai dengan kebutuhan para guru,” tegasnya.

Kedua, agar berbagai pihak bercermin pada pelaksanaan Pemetaan Kompetensi (PK) Online GPAI untuk lebih memberikan penguatan dalam upaya meningkatkan kompetensi GPAI.

Ketiga, para pengawas agar dapat mengikuti PPKB Pengawas PAI dengan baik. “Kita harus terus meng-update kemampuan diri. Program PPKB bersifat mandatory, dilaksanakan dengan berbagai macam rangkaian. Tujuannya supaya Pengawas PAI tetap kuat, memiliki kompetensi, dan mempunyai kemampuan yang mumpuni,” tuturnya.

Menurut Amrullah, PPKB juga memungkinkan Pengawas PAI untuk menjalin kolaborasi dengan pihak luas. “Semua harus dilakukan secara bersama-sama dan komprehensif. Program harus sama antara pusat dengan daerah,” terangnya.

“Berbagai macam perosoalan yang saat ini kita hadapi tentu harus kita sikapi dengan bijak. Kita harus berupaya agar PAI bisa berjaya, dijalankan dalam kondisi dan dalam jumlah SDM yang terbatas. Saya percaya, meski mengemban tugas berat, pengawas PAI berbeda dengan pengawas yang lain,“ pungkasnya. (Wahid)



Terkait