Direktur PAI Tutup Pentas PAI 2019

Illustrasi Foto (Direktorat PAI Kemenag)
Makasar (Pendis) - Pekan Keterampilan dan Seni Pendidikan Agama Islam (Pentas PAI) tingkat Nasional tahun 2019 telah usai dan resmi ditutup. Event dua tahunan yang diselenggarakan Ditjen Pendidikan Islam (Pendis) Kementerian Agama ini ditutup oleh Direktur Pendidikan Agama Islam (PAI) Rohmat Mulyana. Event ke-9 ini digelar di Asrama Haji Sudiang Makasar, Sulawesi Selatan, 9-14 Oktober 2019. Dalam Pentas PAI 2019 ada 10 cabang lomba yang meliputi Musabaqah Tilawatil Quran (MTQ), pidato, Musabaqoh Hifdzil Quran (MHQ), Cerdas Cermat, Kaligrafi, Nasyid, Debat PAI, Kreasi Busana, Penulisan Cerita Remaja Islami, dan Lomba Karya Ilmiah Remaja. Semua lomba diikuti oleh jenjang SD, SMP dan SMA/SMK. Rohmat Mulyana sangat mengapresiasi kepada tuan rumah atas kelancaran pentas PAI 2019. "Ucapan terimakasih kepada semua pihak, dalam mendukung kelancaran pentas PAI," ujar Rohmat saat menutup Pentas PAI 2019 di Makasar, Ahad (13/10). Dikatakan Rohmat, bahwa para peserta yang hadir adalah para juara atau para pemenang, karena berasal dari juara di masing masing provinsi. "Untuk para pemenang, jangan sampai lupa diri, karena kemenangan hakekatnya adalah keadaan terbaik yang harus disyukuri, semoga keberhasilan yang diraih menjadi penajam kualitas pendidikan agama Islam di sekolah," terangnya. Kepada para peserta yang belum berhasil menjadi juara, Rohmat juga berpesan, agar terus berlatih dan tidak putus asa. "Bagi yang belum juara, jadikan sebagai pelajaran untuk terus mengasah talenta yang dimiliki," ujarnya. Rohmat mengungkapkan, semua mata lomba merupakan aktualisasi tumbuhkembangnya minat dan bakat siswa dalam memahami, menghayati, dan mengamalkan nilai agama Islam. "Kita berharap acara seperti ini menjadi tradisi kegiatan keagamaan peserta didik yang relevan dan kontekstual, sehingga para siswa mampu memaksimalkan bakat yang dimiliki," tuturnya. "Mudah-mudahan semua peserta yang hadir dalam dalam acara ini, menjadi generasi yang hebat dimasa mendatang," pungkasnya. Dalam diakhir sambutannya, Rohmat membacakan pantun:
Kata Ikan dibaca Ikan
Itulah Bugis punya bahasa
Lomba bisa kalah, bisa menang
Karakter sportif tetap dijaga
Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Sulawesi Selatan Anwar Abu Bakar, mengatakan tantangan generasi milenial saat ini sangat besar, sebab zaman yang dihadapi semakin berkembang di tengah era teknologi. Akan tetapi, lanjut Anwar, dengan perkembangan yang ada harus disikapi dengan positif, jangan sampai melunturkan nilai-nilai akhlakul karimah dan nilai-nilai karakter busaya bangsa. "Anak anak milenial harus memiliki karakter kuat, harus memiliki karakter akhlakul karimah. Selain itu, kearifan jaman dulu harus yang dimiliki bangsa ini, diangkat kembali dan jangan sampe hilang," pungkasnya. (M Yani)


Terkait