Bogor (Dit.PAI) – Kementerian Agama melalui Sub
Direktorat PAI pada SD/SDLB Direktorat Pendidikan Agama Islam (PAI) Ditjen Pendidikan
Islam menyelenggarakan workshop Tuntas Baca Tulis Quran (TBTQ). Dalam kesempatan
itu, Aan Danial Muhlis mewakili Kasubdit PAI SD/SDLB menyampaikan tujuan
kegiatan ini salah satunya untuk menjawab beberapa kelemahan pembelajaran TBTQ
di sekolah.
“Ada beberapa faktor yang menjadi kelemahan pembelajaran al-Qur’an disekolah yakni rendahnya motivasi anak untuk belajar al-Qur’an, latar belakang keluarga yang kurang mendukung siswa dalam pembelajaran al-Qur’an, dan perbandingan guru dengan siswa yang tidak seimbang†jelas Aan saat membuka workshop TBTQ di Bogor, rabu kemarin (28/4/2021).
Lebih lanjut, Aan selaku selaku Kepala Seksi Ketenagaan Subdit PAI pada SD/SDLB menjelaskan bahwa program TBTQ akan menjadi kegiatan ekstrakurikuler bagi siswa di sekolah terutama disaat pelajaran kosong.
"TBTQ akan diusulkan memiliki waktu tersendiri terutama mengisi jam-jam kosong dalam bentuk pengembangan ekstra kurikuler," papar Aan.
Menurutnya, kegiatan ini dapat menemukan langkah solutif untuk mengatasi pengajaran al-Qur’an di sekolah. “Workhop ini ingin membedah problem-problem yang dihadapi guru PAI dalam pengajaran TBTQ dan memberikan solusinya,†sambungnya.
Sementara itu, Mohamad Nasir selaku ketua panitia kegiatan sekaligus Kepala Seksi Pembinaan Siswa Subdit PAI pada SD/SDLB mengatakan bahwa kegiatan ini juga untuk memperkenalkan beberapa metode TBTQ kepada guru PAI yang nanti akan dipraktikkan kepada siswa.
"Banyaknya metode yang berkembang menunjukkan khazanah yang memperkaya wawasan dan pendidikan. Tidak ada yang paling baik tapi masing-masing memiliki karekter yang sudah disesuaikan dengan kebutuhan," ujar Nasir.
Nasir juga melaporkan bahwa kegiatan ini diikuti oleh 35 peserta guru PAI SD dari perwakilan 12 provinsi. Disamping itu juga, kegiatan ini dilaksanakan dengan menjalankan protokol kesehatan secara ketat. (Wikan/Yanto Basri/Tim Media PAI)
“Ada beberapa faktor yang menjadi kelemahan pembelajaran al-Qur’an disekolah yakni rendahnya motivasi anak untuk belajar al-Qur’an, latar belakang keluarga yang kurang mendukung siswa dalam pembelajaran al-Qur’an, dan perbandingan guru dengan siswa yang tidak seimbang†jelas Aan saat membuka workshop TBTQ di Bogor, rabu kemarin (28/4/2021).
Lebih lanjut, Aan selaku selaku Kepala Seksi Ketenagaan Subdit PAI pada SD/SDLB menjelaskan bahwa program TBTQ akan menjadi kegiatan ekstrakurikuler bagi siswa di sekolah terutama disaat pelajaran kosong.
"TBTQ akan diusulkan memiliki waktu tersendiri terutama mengisi jam-jam kosong dalam bentuk pengembangan ekstra kurikuler," papar Aan.
Menurutnya, kegiatan ini dapat menemukan langkah solutif untuk mengatasi pengajaran al-Qur’an di sekolah. “Workhop ini ingin membedah problem-problem yang dihadapi guru PAI dalam pengajaran TBTQ dan memberikan solusinya,†sambungnya.
Sementara itu, Mohamad Nasir selaku ketua panitia kegiatan sekaligus Kepala Seksi Pembinaan Siswa Subdit PAI pada SD/SDLB mengatakan bahwa kegiatan ini juga untuk memperkenalkan beberapa metode TBTQ kepada guru PAI yang nanti akan dipraktikkan kepada siswa.
"Banyaknya metode yang berkembang menunjukkan khazanah yang memperkaya wawasan dan pendidikan. Tidak ada yang paling baik tapi masing-masing memiliki karekter yang sudah disesuaikan dengan kebutuhan," ujar Nasir.
Nasir juga melaporkan bahwa kegiatan ini diikuti oleh 35 peserta guru PAI SD dari perwakilan 12 provinsi. Disamping itu juga, kegiatan ini dilaksanakan dengan menjalankan protokol kesehatan secara ketat. (Wikan/Yanto Basri/Tim Media PAI)