Direktur PAI: Jurnal Ilmiah PAI Harus Enak Dibaca

Illustrasi Foto (Direktorat PAI Kemenag)

Bogor (Dit. PAI) -- Jurnal Ilmiah PAI eloknya mampu menjadi media yang enak dibaca dan memberi manfaat kepada para pembacanya. Dengan enak dibaca, sebuah jurnal ilmiah tidak menyebabkan kebosanan meski konteksnya adalah karya ilmiah yang penyajiannya cenderung kaku. Saat memberi manfaat dan makna yang jauh ke depan, sebuah jurnal mampu menghadirkan perspektif yang melintas waktu.

Demikian disampaikan Direktur PAI Amrullah saat memberikan pembekalan pada peserta calon pengelola Jurnal Ilmiah PAI SMP (02/06/2022). Acara dikemas dalam kegiatan Peningkatan Kompetensi ICT Guru dan Pengawas PAI dari 1-3 Juni di Bogor. Acara mengundang peserta utusan dari berbagai MGMP provinsi dan kabupaten/kota.

Pembekalan dan rencana Penerbitan Jurnal Ilmiah PAI (jenjang SMP) ini merupakan tahap kedua.

“Jujur saya sampaikan, di awal saya cenderung pesimis, karena kesulitan penerbitan jurnal ilmiah yang tidak mudah. Namun, dengan prinsip semangat positif untuk kemajuan bersama, jurnal PAI SMP bisa diterbitkan di tahap pertama. Kita bisa membuktikan bahwa dengan bantuan yang tidak besar, kita bisa membuat terobosan penting,” terangnya (02/06/2022).

Dirinya juga memberi catatan mendasar terkait Jurnal Ilmiah PAI.

“Pertama, jurnal berisi perspektif ilmiah, ini jelas tidak sederhana. Kedua, daya jangkau jurnal yang akan mendorong semua jenjang pendidkan untuk terlibat. Selain itu, dengan akselerasi hingga ke kabupaten/kota, jurnal ini sudah berkembang sangat positif,” katanya.

Lebih jauh, Amrullah juga menekankan aspek strategis sebuah jurnal.

“Saya ingatkan, digitalisasi Jurnal penting untuk krediblitas Jurnal itu sendiri, indeksasi, dan pemeringkatan yang diperlukan. Inilah pentingnya kesadaran ICT sebagai pemahaman yang diperlukan bersama,” tambahnya.

Selain itu dia juga mengingatkan agar menjaga ketelitian dan kehati-hatian,

“Kita juga perlu hati-hati dalam menyajikan isi dan tata bahasanya, karena isinya harus memberi bimbingan dan kedamaian, sehingga perlu semaksimal mungkin menghindari kesalahan,” ujarnya.

Di akhir pembekalan, dirinya mengingatkan aspek kualitas penerbitan jurnal.

“Saya mendorong agar standar yang dikedepankan pertama kali adalah kualitas, seterusnya prioritas. Menjaga kualitas jurnal lebih penting daripada keperluan prioritas pemenuhan Karya Tulis Ilmiah (KTI). Idealnya, produk KTI untuk kenaikan pangkat dengan sepenuhnya mempertimbangkan kualitas penulisan,” pungkasnya.

Pada kesempatan yang sama, Kasubdit PAI pada SMP/SMPLB Agus Sholeh menyampaikan apresiasi atas dukungan penerbitan Jurnal Ilmiah SMP.

“Kami sampaikan terima kasih kepada para Kepala Bidang PAI/PAKIS/Pendis dan Dinas Pendidikan yang sudah mendukung program kami dan aktivitas Bapak/Ibu pengelola Jurnal,” kata Agus.

Dirinya menambahkan, Jurnal Ilmiah PAI SMP merupakan bagian dari penguatan literasi dan publikasi Pendidikan Islam.

“Beberapa waktu yang lalu Bapak Dirjen Pendidikan Islam telah menekankan pentingnya publikasi di lingkungan Ditjen Pendidikan Islam. Dalam kaitan arahan ini, kita sudah memulainya dengan membuat jurnal ilmiah PAI,” terangnya.

Ia menambahkan bahwa program penerbitan jurnal ini telah memacu semangat para guru, bukan hanya guru PAI SMP, namun juga guru PAI lain. Bahkan guru-guru non PAI. 

“Jurnal PAI, berdasar laporan dari teman-teman MGMP daerah, telah mampu menumbuhkan jealousy. Tentu saja ini kecemburuan yang positif, sekaligus tantangan bagi kita untuk meningkatkan mutu jurnal masing-masing,” imbuhnya.

Ia juga menjelaskan maksud kegiatan ini.

“Pertemuan ini menjadi ajang bagi kita untuk berdiskusi tentang bagaimana menyusun jurnal bagi beberapa provinsi yang belum memiliki jurnal, setalah sebelumnya 15 jurnal sudah kita terbitkan tahun kemarin,” pungkasnya. (HeryZ/SubditSMP)



Terkait