Direktur PAI: Selalu Ada Kelebihan di Balik Kekurangan Difabel

Illustrasi Foto (Direktorat PAI Kemenag)

Bandung (Direktorat PAI) -- Direktur Pendidikan Agama Islam (PAI), Direktorat Jenderal Pendidikan Islam, Kementerian Agama RI, Amrullah dalam sambutannya pada pembukaan kegiatan Program Guru Master PAI SD/SDLB Angkatan 1 di Bandung, 18 Mei 2022 menyatakan bahwa selalu ada tantangan-tantangan dalam pembelajaran di kelas yang dilakukan seorang guru.

Menurut Amrullah, baik guru biasa kepada siswa biasa, guru biasa dengan anak berkebutuhan khusus (ABK), maupun guru berkebutuhan khusus dengan siswa biasa mempunyai keistemewaan masing-masing, terlebih peran luar biasa guru dan siswanya yang sama-sama berkebutuhan khusus.

“Di mana ada kekurangan, di sana akan muncul kelebihan,” ujarnya di depan 35 peserta guru PAI Sekolah Luar Biasa (SLB) yang berasal dari seluruh provinsi di Jawa (kecuali Banten) dan satu utusan dari Provinsi Lampung (18/05/2022).

Untuk itu, dalam pandangan Amrullah, peran Direktorat PAI adalah memberi penguatan kepada para guru SLB agar kemampuan mereka dalam memberikan kontribusi pengajaran semakin meningkat. Penguatan itu dijelaskan oleh Amrullah terealisasikan dalam bentuk penanganan, kesejahteraan, dan tentunya perlakuan khusus yang berbeda terkait dalam tugasnya sebagai pendidik.

“Kita harus sama-sama merespons di sisi-sisi penguatan guru SLB dapat itu diberikan dengan tepat, sehingga mereka mampu optimal dalam proses transmisi pengetahuan, nilai, dan pelaksanaannya. Guru master artinya guru yang memiliki keunggulan, dan saya yakin para guru SLB yang hadir di sini bukan saja master dalam mengajar karena siswanya anak ABK, master karena menguasai pembelajaran lintas jenjang, tetapi juga master dalam sosok dan karakternya sebagai guru yang berdaya dan memiliki kepercayaan diri kuat,” ujarnya.

Kepala Subdit PAI SD/SDLB Ilham, sebagai penanggung jawab kegiatan, dalam laporannya mengatakan bahwa tujuan dari kegiatan yang diselenggarakan selama tiga hari (17-19 Mei 2022) adalah untuk meningkatkan kompetensi GPAI SLB di seluruh Indonesia. “Untuk itu kami menetapkan produk dari kegiatan ini adalah terkumpulnya hasil Penelitian Tindakan kelas (PTK) para GPAI SLB sebagai peserta kegiatan aktif,” jelasnya di depan para peserta. (Wikan)



Terkait