Demak (MGMP PAI SMP Demak/DitPAI)-- Workshop yang dilaksanakan di awal tahun merupakan 50 persen awal keberhasilan suatu kegiatan pembelajaran dalam setahunnya. Demikian disampaikan Plt. Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dindikbud) Suhasbukit dalam acara Peningkatan Kompetensi Guru PAI Se-Kabupaten Demak angkatan I yang diselenggarakan oleh MGMP PAI SMP Kabupaten Demak di Aula Dindikbud Kabupaten Demak (26/1).
Pria kelahiran Solo ini menambahkan, workshop dilaksanakan sebanyak dua angkatan untuk menunjang upaya peningkatan kompetensi guru PAI. “Kita berharap ilmu yang didapat dapat disebarkan ke guru lain dan diterapkan ke peserta didik, sehingga tujuan pemerintah dalam upaya peningkatan kompetensi guru PAI dapat tercapai. Peserta didik diharapkan ke depan menjadi orang terpilih baik agama, kehidupan sosial, dan lainnya,” ungkapnya.
Bukit, panggilan akrab Suhasbukit, berharap bahwa workshop yang dilaksanakan dapat dimanfaatkan oleh guru PAI peserta workshop. “Hari ini momentum penting, karena tidak semua guru bisa mengikuti kegiatan ini. Seperti di sepak bola, kalau seorang striker terlambat menyundul bola satu detik, maka bola tidak akan masuk menjadi gol. Karena itu, momentum kegiatan workshop hari ini harus digunakan sebaik-baiknya. Mari menyerap materi yang disampaikan dengan optimal,” jelasnya.
Sugeng Riyadi, pemateri lain dalam workshop ini, menyampaikan bahwa kurikulum prototipe merupakan kebijakan untuk membantu pemulihan pembelajaran. Selama pandemi Covid-19 telah terjadi lost pembelajaran, sehingga dibutuhkan upaya untuk mengatasi persoalan tersebut. “Pandemi menyebabkan learning lost numerasi dan literasi. Sebagian besar siswa tidak bertemu dengan gurunya, sehingga mengganggu pembelajaran,” tegasnya.
Sugeng menjelaskan, “sebelum pandemi, kemajuan belajar mencapai 129 poin untuk literasi dan 78 poin untuk numerasi. Setelah pandemi terjadi learning lost 6 bulan belajar hilang dan 5 bulan untuk literasi. Karenanya, dibuat kurikulum yang disederhanakan”.
Sekilas Kurikulum Prototipe
Ia menambahkan, saat ini pemerintah memberikan tiga pilihan terkait kurikulum, yaitu kurikulum 2013, kurikulum darurat --yang berasal dari K-13 yang sudah disederhanakan Kemendikbud, dan Kurikulum Prototipe. Dalam kurikulum baru ini tidak terdapat kompetensi dasar (KD), tapi memakai istilah capaian pembelajaran (CP).
Untuk itu, Koordinator Pengawas Dindikbud Demak ini mengharapkan, sekolah mesti menentukan tujuan pembelajaran, kemudian mengatur target apa yang mau dicapai di fase D untuk kelas 7, 8, dan 9. Untuk fase ini dikhususkan di tingkat satuan pendidikan SMP sederajat. Dari CP itu sekolah kemudian menyusun tujuan pembelajaran, seterusnya menentukan alur tujuan pembelajaran. CP sendiri disusun oleh Kemendikbud.
Tujuan pembelajaran ini kemudian dirinci dan diurutkan menjadi alur tujuan pembelajaran (ATP), dibagi untuk kelas 7-8-9, dibagi menjadi semester 1 dan 2, dibagi sesuai dengan kondisi masing-masing dan sesuai dengan kebutuhan siswa, sehingga menjadi bentukan prototipe. Kurikulum prototipe digunakan oleh sekolah penggerak.
Kegiatan ini juga diisi oleh Mushonef, Pelatih Provinsi PKB Kemenag. Mushonef menjelaskan pentingnya inovasi pembelajaran (Ionbel) bagi guru. Pendidik bisa menyusun karya inovasi semisal pengembangan, modifikasi, dan penemuan baru di bidang PAI. Bidang yang bisa digarap guru PAI diantaranya karya seni, teknologi tepat guna, maupun alat peraga yang sesuai.
Syaekudin, pemateri terakhir, menegaskan bahwa pengembangan keprofesian berkelanjutan (PKB) sangat penting. Dia meminta guru PAI harus bangga menjadi guru PAI. “Guru sebagai profesi harus mempunyai pengembangan. Kita harus bangga menjadi guru, apalagi selaku guru agama, meskipun status kita masih honorer, misalnya,” tegas Syaekudin.
Pelatih Nasional Kemenag ini menegaskan bahwa terdapat praktik pembelajaran profesional yang meliputi perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian pembelajaran. Di samping itu, terdapat pengetahuan profesional, pengembangan profesional/publikasi ilmiah, dan karya inovatif yang harus dilatih dan tercatat di aplikasi Siaga Direktorat PAI.
Workshop Peningkatan Kompetensi Guru yang dilaksanakan oleh pengurus MGMP PAI SMP Kabupaten Demak berlangsung dalam dua angkatan, masing-masing angkatan dilaksanakan selama 4 hari dengan model in on on in. (AAM)
Kontributor: Syaekudin
Editor : Hasan Basri, Saiful Maarif