Malang (Dit. PAI) – Kementerian Agama melalui Sub Direktorat Pendidikan Agama Islam pada Perguruan Tinggi Umum (PTU) menyelenggarakan Basic Leadership Training Moderasi Beragama bagi Mahasiswa Islam. Pelaksanaan kegiatan tersebut melibatkan Direktorat Bela Negara Ditjen Potensi Pertahanan Kementerian Pertahanan RI dalam penguatan wawasan Bela Negara kepada mahasiswa dan dosen PAI di PTU.
Direktur Jenderal Pendidikan Islam, Muhammad Ali Ramdhani dalam arahannya mengungkapan penguatan Moderasi Beragama selaras dengan penguatan Bela Negara yang bertujuan untuk menjaga keutuhan bangsa dan mengoptimalkan sumber daya negara.
“Kalau Moderasi Beragama digandengkan dengan Bela Negara, ini hal yang memiliki relevansi kuat. Karena kita semua memahami masalah bangsa ini banyak, dari struktur demografi, penggalian sumber daya alam yang perlu dioptimalkan dan sebagainya,” jelas Dhani dihadapan 220 mahasiswa dan dosen PAI PTU, kamis (28/7/2022).
Upaya tersebut perlu dilakukan kerjasama dengan semua pihak untuk mencapai tujuan bersama. “Ada sebuah kesadaran Bersama bahwa kali ini tidak ada superman, yang ada adalah super team. Ketika membangun sebuah tim harus seirama dan sejalan,” sambungnya.
Dhani menguraikan terdapat tiga ramalan masa depan Indonesia yang dikeluarkan oleh World Bank, McKinsey dan Bappenas. Ketiga lembaga tersebut menggunakan pendekatan metodologi yang berbeda, dengan sumber data yang berbeda namun menyimpulkan hal yang sama, dimana pada tahun 2045 Indonesia akan merayakan Indonesia emas dan kekuatan ekonomi berada pada posisi kelima.
Menurutnya, melalui dasar negara yang telah dibentuk oleh pendiri bangsa dapat menjaga keutuhan NKRI dan mewujudkan Indonesia Emas 2045. “Kita menyepakati Pancasila sebagai dasar negara kita atau kerap kali orang menyebut perekat dari kemajemukan kita itu direkat oleh PBNU. Pancasila, Bhineka Tunggal Ika, NKRI, Undang-Undang Dasar 1945,” paparnya.
Dhani berpesan agar mahasiswa sebagai duta moderasi beragama di Perguruan Tinggi Umum dapat menjalankan agama sebaik mungkin sebagai bentuk pengejawantahan nilai moderasi beragama.
“Saya ingin menyampaikan bahwa moderasi beragama pada dasarnya mengingatkan kepada kita semua agar kita umat muslim menjalankan agama sebaik mungkin karena setelah orang menjalankan agama sebaik mungkin maka hatinya akan digerakkan untuk senantiasa mencintai siapapun,” pungkasnya.
Hadir dalam kegiatan tersebut, Direktur Bela Negara Kemenhan, Brigjen TNI Jubei Levianto dalam paparan materi penguatan Bela Negara menjelaskan musuh utama diera digital saat ini adalah informasi negatif dan berita hoaks sehingga berdampak pada pola pikir yang keliru.
“Kita lihat dulu pendiri bangsa kita berjuang mengusir penjajah, musuhnya sudah terlihat, Belanda kita usir, Jepang kita usir, Inggris kita usir. Kita sekarang dipertontonkan kepada hal-hal yang begitu sangat negatif, zaman 4.0 segala aktifitas kita menggunakan ponsel diinfokan dengan berita hoaks,” paparnya.
Sejalan dengan Dhani, Jubei menjelaskan pemuda adalah aset bangsa yang menjadi penentu maju mundurnya negara. “Pemuda-pemuda diharapkan menjadi satu kekuatan yang luar biasa untuk membangun Indonesia. Tahun 2045 itu menjadi Indonesia emas. Tentu ini adalah milik adik-adik sekalian yang harus disiapkan,” sambungnya.
Jubei berharap, civitas akademik di perguruan tinggi umum dapat menjadi agen perubahan bela negara dikalangan generasi muda, menjadi sebagai role model dalam aksi nyata bela negara, dan menjaga nama baik bangsa dan negara sebagai generasi muda Indonesia, kreatif, inovatif sebagai generasi Indonesia emas 2045 berkarakter bela negara, cerdas maju dan berdaya saing.
Turut hadir dalam kegiatan tersebut, Rektor Universitas Islam Malang, Masyukri Bakri; Kasubdit Lindik Ditbelneg Ditjen Pothan Kemhan, Kolonel Marinir Rachmat Djunaidy; Kasubdit PAI pada PTU, M. Munir; PTP PAI pada PTU Adimien Dien dan Ketua LP2M UIN Maliki Malang, Agus Maimun.