Guru PAI Harus Terus Kreatif Dalam Merespons Kondisi Pandemi

Illustrasi Foto (Direktorat PAI Kemenag)

Malang (Dit PAI)-- Dalam masa pendemi Covid-19, guru PAI harus tetap kreatif dan inovatif dalam mengelola proses pengajaran dan pembelajaran. Pasalnya, siswa menghadapi situasi yang rentan terkait kualitas pembelajaran. Kerentanan tersebut ditambah lagi dengan tingkat kesulitan akses dan disparitas jaringan koneksi internet.

Demikian disampaikan Rohmat Mulyana Sapdi, Plt. Direktur Pendidikan Agama Islam Direktorat Jenderal Pendidikian Islam pada kegiatan Workshop Pengembangan Kurikulum PAI SMP yang diselenggarakan di Malang, Jawa Timur dari tanggal 24 – 26 Agustus 2021.

“Menghadapi beragam tantangan tersebut, kita tetap harus berupaya menjalankan kebijakan yang mengedepankan inovasi dan kreativitas. Saya harapkan, tidak lama lagi hasil penataan kurikulum bisa disampaikan kepada para pemangku kepentingan,” kata Rohmat.

Rohmat melansir hasil riset belum lama ini yang menunjukkan bahwa 47 persen siswa sekolah menghadapi kondisi learning loss, yaitu kondisi di mana siswa kehilangan substansi, makna, dan tujuan pembelajaran.

“Learning loss membutuhkan waktu perbaikan yang cukup lama. Kita berharap agar dengan adanya penataan kurikulum yang dilakukan oleh Kemendikbud saat ini dapat membantu perbaikan kualitas anak didik kita,” tambah Rohmat yang saat ini menjabat sebagai Sekretaris Ditjen Pendidikan Islam.

Kepala Bidang Pendidikan Agama Islam Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Jawa Timur Santoso dalam sambutannya juga berharap agar semua guru PAI di sekolah tetap berinovasi di tengah segala kesulitan dan tantangan yang disebabkan kondisi pandemik. Santoso memberi contoh kebijakan dan praktik baik yang dijalankan pada Bidang PAI Kanwil Kemenag Provinsi Jatim.

“Kanwil Kementerian Agama Provinsi Jatim memiliki program unggulan dalam merespons kondisi pembelajaran di masa Pandemik ini, yakni Pembelajaran Berbasis Literasi Cerita Islam,” kata Santoso.

Ia menjelaskan bahwa PBL Ceris dimaksudkan sebagai upaya menggali dan mengembangkan potensi literasi di kalangan guru dan siswa melalui penulisan cerita Islam.

Program PBL dilaksanakan mulai pada bulan Agustus 2020, hingga kini PBL Ceris telah menyelenggarakan pelatihan menulis cerita Islam bagi kalangan guru dan siswa. Program inovatif ini telah menghasilkan 5000 peserta pelatihan dan 221 buku ber-ISBN.

“Alhamdulillah respon dari para siswa, guru dan kepala sekolah sangat antusias dengan program PBL ini. Ketiadaan anggaran saat ini tidak mengurangi semangat anak-anak untuk terus menulis dan berkarya,” ujarnya dengan penuh semangat.

Ia menambahkan, bahwa setelah karya-karya itu diterbitkan, pihaknya akan bersama-sama dengan Dinas Pendidikan Propinsi Jawa Timur untuk mengadakan lomba membaca cerita-cerita islam tersebut agar menjadi motivasi dan inspirasi anak-anak di sekolah.

“Kami akan agendakan lomba baca Ceris ini. Moga-moga bisa dilakukan tahun ini. Karena banyak karya ceris dari anak-anak yang sangat inspiratif dan membangun optimisme dan menjadi penebar semangat di tengah suasana pandemic ini,” kata Santoso, yang sebelumnya menjadi Kepala Kantor Kemenag Kabupaten Lumajang.

Dalam kesempatan yang sama, Kasubdit PAI pada SMP/SMPLB Agus Sholeh menekankan pentingnya semangat untuk menjadikan PAI sebagai center of excellent bagi anak-anak.

“Kita harus berbuat semaksimal mungkin untuk menjadikan PAI sebagai pusat keunggulan. Menjadi vitamin yang efektif, dan bekal yang diperlukan bagi anak-anak ke depan,” ungkap Agus.

Menurut Agus, dengan harapan dan gambaran strategis PAI tersebut, kegiatan seperti ini menjadi penting sebagai upaya untuk saling menguatkan, berbagi, dan menyemangati sesama guru menghadapi kondisi pandemik.

Ia mengingatkan para guru PAI agar mengajarkan nilai-nilai yang membangun sikap optimistik kepada anak-anak di masa pertumbuhan mereka ini.

“Kurikulum PAI harus mampu mendorong ruang inspiratif bagi anak dan membangun nuansa progresif,” tambahnya.

Kegiatan Workshop Program Pengembangan Kurikulum PAI SMP mengundang para guru PAI pada SMP dari Provinsi Jawa Timur, Jawa Tengah, DI Yogyakarta, dan Bali.

Kegiatan diselenggarakan dengan menjalankan protokol kesehatan ketat di masa perpanjangan PPKM saat ini. (BB/SM/TimMediaPAI)



Terkait