Guru PAI Menjadi Tolok Ukur Akhlak Siswa

Illustrasi Foto (Direktorat PAI Kemenag)

Palembang (DitPAI)-- Dalam kesempatan memberikan arahan pada Workhsop Pengembangan Kurikulum PAI SMP di Palembang pada 14-16 September 2021, Plt Direktur Pendidikan Agam Islam menyadari peran penting dan tantangan yang selalu menyertai kiprah Guru Pendidikan Agama Islam (GPAI).

“Peran GPAI dalam tataran menyampaikan dan menyemaikan akhlakul karimah kerap diposisikan saling berhadapan dengan perspektif pendidikan yang berbasis intellectus (akal pikiran),” kata Rohmat.

Dengan posisi demikian, GPAI memiliki peran dan tugas yang sangat penting, namun sayangnya lebih sering menjadi pihak yang tidak dipentingkan. Hal tersebut sebagaimana terlihat dalam proses rekrutmen GPAI dan berbagai kendala lain yang lazim dihadapi GPAI. Namun, berbagai kendala tersebut tidak mengurangi posisi GPAI yang menjadi tolok ukur akhlak siswa.

Lebih jauh, Rohmat Mulyana Sapdi tetap menekankan pentingnya GPAI untuk terus berinovasi dan mengembangkan semangat bersama dalam mengelola Pendidikan Agama Islam.

“Dengan kebersamaan dan kerja sama yang baik di antara kita semua, saya yakin berbagai tantangan tersebut dapat kita hadapi dan selesaikan bersama,” tuturnya.

“Saya menyambut baik dan mendukung pelaksanaan acara Workshop Pengembangan Kurikulum PAI SMP ini. Acara seperti ini memberi kesempatan kepada GPAI untuk saling meningkatkan kapasitas selaku GPAI dan membangun kebersamaan dengan sejawat GPAI dari daerah lainnya,” pungkas Rohmat.

Dalam kesempatan yang sama, hal senada disampaikan oleh Kepala Bagian Tata Usaha Kanwil Kemenag Provinsi Sumsel Abadil. Abadil menyampaikan,

“Guru Pendidikan Agama Islam (GPAI) menjadi patokan akhlak siswa. Jika ditemukan akhlak siswa yang bermasalah, publik akan mencari tahu siapa guru agama siswa tersebut. Namun sebaliknya, jika ada prestasi pada siswa, GPAI cenderung tidak akan disebut,” katanya.

Lebih jauh, Abadil juga mengingatan perlunya pemahaman dan ikatan yang kuat antara ilmu, iman, dan akhlak. Ketiganya akan menjadi modal yang kuat dalam menghadapi beragam tantangan kehidupan yang ada.

Sementara itu, Kasubdit PAI pada SMP/SMPLB Agus Sholeh mengharapkan gerak dan kerja bersama GPAI dalam menghadapi situasi dan tantangan yang kian beragam.

“Di tegah situasi pandemi Covid-19 dan keharusan utuk terus menjalankan proses pembelajaran dan menjaga kualitas kurikulum, GPAI jelas menghadapi situasi yang tidak mudah. Problem mendasarnya adalah bagaimana merubah tantangan tersebut menjadi sesuatu yang bermakna,” kata Agus.

Acara Workshop Pengembangan Kurikulum PAI pada SMP dihadiri oleh para guru PAI SMP yang berasal dari Provinsi Sumatera Selatan, Jambi, Bengkulu, Lampung, dan Bangka Belitung.

Acara ini dilaksanakan dengan menjalankan protokol kesehatan sebagaimana regulasi yang digariskan pemerintah.

Kontributor: SM

Pewarta Foto : Sulaiman Darussalam

Editor : Tim Media PAI



Terkait