Mataram (Dit. PAI) – Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Nusa Tenggara Barat (PAI) melalui bidang Pendidkan Agama dan Keagamaan Islam (PAKIS) melaksankan Refreshment Pelatih Daerah PPKB Guru PAI.
Pelatihan ini dilaksanakan selama 3 hari di hotel Mataram Square, Kota Mataram. Kegiatan tersebut dilaksanakan dengan model blended learning, dihadiri sebanyak 60 orang yang mengikuti dengan pola luring dan 32 peserta lainnya tergabung dalam skema daring.
Kegiatan refreshment ini dibuka secara resmi oleh Kepala Bidang PAKIS Kanwil Kementarian Agama Provinsi Nusa Tenggara Barat, Ali Fikri. Dalam arahannya Ali Fikri menegaskan peran penting GPAI. “Guru PAI, terlebih yang juga berperan sebagai pelatih daerah, harus adaptif terhadap perkembangan teknologi informasi dan dapat memanfaatkannya sesuai dengan kebutuhan di tempat mereka mengajar,” ujarnya (27/7) di Mataram.
Ia menambahkan, jika GPAI tidak dapat memanfaatkan teknologi dalam melaksanakan tugas sebagai pengajar, maka mereka akan mengalami kerugian, terlebih saat ini sudah banyak platform belajar yang dapat digunakan untuk memberikan materi belajar kepada peserta didik.
“Dunia sudah sangat cepat dalam mengalami perubahan. Saat ini kita berada di masa disruptif, di mana hal tersebut harus disikapi dengan kemampuan berimprovisasi dan berfikir di luar kebiasaaan atau norma linear,” lanjutnya
“Baru saja kita merasakan saat dimana revolusi industri 4.0 sedang hangat dibicarakan. Namun begitu, tidak membutuhkan waktu yang lama, dunia global sudah berkehendak mengarah menuju revolusi industri 5.0. Jika kita tidak membekali diri dengan ilmu yang bermanfaat, niscaya kita akan jadi orang yang tertinggal," terangnya.
Di era Revolusi industri 4.0 banyak para guru yang belum memahami dengan baik seluk beluk dunia pendidikan dengan segala perangkatnya. Repotnya, hal itu belum akan berakhir, tapi akan segera beralih menuju revolusi industry 5.0. Apakah kita sanggup untuk menghadapi hal demikian?” demikian Ali Fikri memberikan pernyataan sekaligus bertanya kepada peserta refreshment.
Di akhir arahan, Ali Fikri berharap agar apa yg didapatkan selama kegiatan ini agar disampaikan ke guru yg lain untuk semua pihak mampu berbuat dan bergerak meningkatkan mutu dan kualitas pendidikan di tempat bertugas.
Sementara itu, Muhammad Azuddin, selaku penanggung jawab kegiatan menjelaskan skema kegiatan ini. “Kegiatan dilaksanakan dan sudah dipersiapkan sedemikian rupa dengan baik agar para peserta dapat nyaman mengerjakan tugas dan ilmu yang bermanfaat bisa mudah didapatkan,” tukasnya.
Dirinya juga menjelaskan, semua soal dan studi kasus yang diberikan oleh fasilitator dapat dikerjakan dengan sebaik-baiknya oleh peserta refreshment. Hal ini menunjukkan bahwa peserta benar-benar antusias dalam mengikuti pelatihan.
“Tugas mandatory berupa program pengembangan profesi berkelanjutan (PPKB) harus dilaksanakan secara masif dan berkesinambungan," demikian Azuddin melanjutkan pernyataannya.
Ia menimpali, pelatih daerah memiliki tugas yang tidak mudah, yaitu harus menyampaikan kembali keterampilan, informasi atau ilmu yang sudah didapatkan melalui kepelatihan serta segera menyampaikan dan mendesiminasi kembali hal tersebut kepada guru PAI agar efek mutualisme positif dapat terwujud.
"Dengan kondisi demikian, guru PAI dapat memiliki kepercayaan diri yang tinggi dalam melaksanakan tugasnya sebagai pendidik di satuan pendidikan tempat mereka bertugas," pungkasnya. (Ferly)