Tangerang (Dit. PAI) --- Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Kementerian Agama RI (Ditjen Pendis Kemenag) melalui Direktorat Pendidikan Agama Islam (PAI) melatih Fasilitator Moderasi Beragama untuk mendampingi Implementasi Moderasi Beragama pada Sekolah dan Perguruan Tinggi Umum (PTU) Tahun 2021.
Direktorat PAI Kemenag RI melatih 42 orang fasilitator yang mewakili 21 Organisasi Masyarakat (Ormas) penerima hibah Implementasi terbatas Moderasi Beragama Berbasis Pendidikan Karakter dan 6 pejabat perwakilan Kantor Wilayah Kemenag Provinsi se Jawa.
Direktur PAI Amrullah mengatakan, kehidupan moderasi beragama sudah dilakukan oleh pendiri bangsa kita, dimulai dari perumusan Pancasila dan UUD 45 yang diisi oleh orang-orang yang beragam bangsa, agama, suku, budaya
"Moderasi ini akan mengedepankan keadilan, keseimbangan agar tidak terjebak dalam jalan ekstrim, yang tidak berat kesebelah, baik ekstrem kanan maupun kiri," tutur Amrullah di Tanggerang, Rabu (20/10).
"Moderasi Beragama adalah pemahaman yang berada di tengah-tengah, pemahaman yang mengedepankan keadilan, pemahaman yang mengedepankan terbaik," imbunnya.
Dikatakan Amrullah, di dalam moderasi beragama minimal kita bisa memandang segala sesuatu itu bisa sama dan bergandengan. Jadi moderasi beragama tidak untuk satu golongan bahkan satu agama saja, tapi untuk seluruh umat manusia, umat Nabi Muhammad SAW.
Negara kita, lanjut Amrullah terdiri dari beberapa agama, dengan adanya kegiatan moderasi beragama ini tentu saja akan diberikan nuansa yang baru, tentang hidup berdampingan, sehingga nilai-nilai moderasi beragma dalam kehidupan sehari-hari, termasuk dalam lingkungan pendidikan.
"Harapan saya, moderasi beragama tidak hanya dirasakan di Indonesia tetapi juga di negara-negara lain. Praktik baik yang ada di Indonesia, akan menjadi contoh negara-negara di dunia," harap Amrullah.
Kepala Subbagian Tata Usaha Direktorat PAI Rizky FA, menambahkah tujuan pelatihan ini menyediakan fasilitator terkait dengan implementasi terbatas Moderasi Beragama Berbasis Pendidikan Karakter di Sekolah. Menurutnya, fasilitator nantinya yang akan memberikan pelatihan langsung kepada guru dan siswa serta mahasiswa di daerah pilot project.
"Ada enam provinsi yang menjadi pilot project, yaitu Jawa Timur, Jawa Tengah, Jawa Barat, Banten, DI Yogyakarta dan DKI Jakarta," pungkas Rizky.