Soal Siswa Hendaknya Menjangkau Kemampuan Anak dan Tradisi Lokal

Illustrasi Foto (Direktorat PAI Kemenag)

Bandung (Dit.PAI) - Siswa/i Indonesia dalam waktu tidak lama lagi akan menghadapi ujian sekolah (US). Pelaksanaan ujian sekolah merupakan tradisi belajar untuk mengukur pengetahuan yang mesti dijalani siswa sesuai peraturan pemerintah. Namun, soal yang disusun hendaknya menjangkau kemampuan anak dan mempertimbangkan tradisi yang berkembang di setiap daerah.

Demikian disampaikan Direktur PAI (Pendidikan Agama Islam) Drs. Amrullah, MSi saat membuka kegiatan Penyiapan Ujian PAI SD Angkatan 2 pada Selasa (13/10/2021) di Kota Bandung. Kegiatan berlangsung selama tiga hari dihadiri oleh para guru PAI SD, SMP, dan SMA berbagai daerah seperti Sumatera Barat, Kalimantan Barat, Sulawesi Selatan, Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur, 

Menurut Direktur PAI Drs Amrullah, MSi, ujian sekolah adalah kegiatan akhir belajar siswa yang dilaksanakan setiap tahun untuk mengukur kemampuan siswa dalam mata pelajaran yang telah dipelajari. 

“Materi ujian meliputi pengetahuan (kognitif), sikap (afektif), dan keterampilan (psikomotorik) sesuai dengan standar nasional pendidikan yang dtelah disepakati,” ujar Amrullah. 

Menurut Amrullah, dalam penyusunan kisi dan soal hendaknya mempertimbangan tiga hal. Pertama, menimbang kemampuan siswa. Bahwa soal-soal yang disusun mempertimbangkan kemampuan intelegensia siswa dan tingkatan pendidikannya. Kondisi ini jangan sampai diabaikan agar siswa tidak tidak merasa asing.  

Kedua, menimbang tradisi lokal. Menurut Amrullah, trend dunia pendidikan belakangan ini bahwa pembelajaran dijalankan guru dengan basis kearifkan lokal. Kearifan lokal dimaksud tidak hanya terkait budaya masyarakat, tetapi juga mencakup dinamika sosial masyarakat yang berbeda antara satu daerah dengan lainnya.

Ketiga, memasukkan perkembangan terkini. Menurut Amrullah, soal-soal yang disusun hendaknya mempertimbangkan unsur-unsur kekinian, misalnya teknologi. Pertimbangan ini baik jadi bagian dalam materi soal maupun jadi metode pelaksanaan ujian.

“Bapak/ibu adalah kepanjangan tangan pemerintah akan menyusun kisi-kisi dan soal dengan bagus yang dapat meningkatan kompetensi siswa,” sambung Direktur PAI Amrullah. 

Sementara terkait PPG (Pendidikan Profesi Guru), Kasubdit PAI pada SD/SDLB Ilham, SSos, MPd menyebutkan bahwa kemampuan pemerintah untuk melaksanakan PPG hanya 5 ribu guru. 

“Kita telah melakukan komunikasi dengan pemerintah daerah untuk bersama-sama untuk melaksanakan PPG yang selama dibutuhkan guru PAI. Hasilnya beberapa kepala daerah sudah melaksanakannya,” sambung Kasubdit Ilham.



Terkait