Yogyakarta (Pendis) - "Sejak Islam itu ada, Islam itu merupakan agama yang moderat. Yang berbeda-beda itu cara orang beragama. Makanya saya tidak setuju kalau ada istilah moderasi Islam, yang benar itu moderasi beragama". Demikian disampaikan Dr. Rohmat Mulyana Sapdi, M.Pd, Direktur Pendidikan Agama Islam (PAI) dalam acara Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (PPKB) Guru PAI SMP (Angkatan II) yang diselenggarakan oleh Direktorat Jenderal Pendidikan Islam, Kementerian Agama di Cavinton Hotel, Yogyakarta (24 s/d 26 Juli 2019).
Rohmat menegaskan pentingnya penanaman nilai-nilai agama sejak dini di sekolah, sehingga pemahaman tentang agama menjadi utuh, tidak parsial dan disalahartikan. Pemahaman yang parsial akan menggiring kepada paham-paham radikal yang bukan fitrah Islam yang sebenarnya.
Rohmat juga menyayangkan adanya upaya untuk meniadakan pendidikan agama di sekolah. Menurutnya, adanya radikalisme bukanlah menjadi salah agama, tetapi salah cara pandang seseorang terhadap agama itu. "Untuk membunuh tikus, kita jangan lantas membakar lumbung padi yang pada akhirnya kita juga yang terbakar. Tapi pikirkan cara yang efektif menangkap tikus itu," selorohnya. "Negara ini didirikan atas dasar Pancasila, dan menjunjung tinggi nilai-nilai agama yang ber-Ketuhanan Yang Maha Esa, bukan negara sekuler," lanjut Rohmat.
Pada kesempatan ini, Rohmat memandang pentingnya Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (PPKB) yang memberikan bekal bagi guru-guru PAI untuk meningkatkan kompetensi dan profesionalismenya sebagai tenaga pendidik sehingga dapat memberikan pengajaran yang efektif, efisien, serta sesuai dengan tujuan pembelajaran. PPKB merupakan layanan kepada Guru PAI dalam pengembangan profesionalismenya.
Hal ini sejalan dengan tugas dan fungsi Kementerian Agama yang bukan hanya melayani dalam memberikan tunjangan kepada guru PAI saja, tetapi juga memberikan bekal yang baik untuk mengembangkan profesi masing-masing guru PAI dalam membentuk diri yang lebih profesional lagi. (Hasan/PAI SMP/dod)