Dirjen Pendidikan Islam : Metodologi Penting, Tapi Kehadiran Guru Lebih Penting

Illustrasi Foto (Direktorat PAI Kemenag)
Bogor (Dit PAI) -- Direktur Jenderal Pendidikan Islam Kementerian Agama RI, Muhammad Ali Ramdhani hadir dalam kegiatan Workshop Tuntas Baca Tulis Quran (TBTQ) Angkatan 2 yang diselenggarakan oleh Sub Direktorat  PAI SD/SDLB , Selasa, 4 Mei 2021 di Bogor.

Di depan 30 guru PAI SD (GPAI) peserta kegiatan, ia memberikan pandangannya terkait kondisi pandemik Covid 19 yang berlangsung cukup lama. Kondisi ini merupakan dilema besar dalam dunia pendidikan.

“Pembelajaran Jarak Jauh atau PJJ adalah pertaruhan yang luar biasa. Kita memiliki harapan besar terhadap anak didik, tapi di satu sisi kita juga harus melakukan pengorbanan besar dengan situasi ini. terutama yang dilakukan para guru,“ harap Dhani.

Namun, Ali Ramdhani menguatkan peran guru yang sangat penting dalam mendidik siswa yang bermuara pada penciptaan para insan kamil.

“Pada dasarnya tugas guru ke peserta didik itu ada  tiga yang disingkat ASK, yaitu Attitude (perilaku), Skill (cara) dan Knowledge (pengetahuan). Terkait perilaku guru mengarahkan siswa agar menghormati ilmu dan para guru itu sendiri.  Sedangkan skill, berarti guru mengajarkan cara atau metodologi. Di sini metodologi memang penting, akan tetapi kehadiran guru jauh lebih penting,” ujarnya.

Terkait metode TBTQ yang beragam dan bisa jadi beberapa dikuasai para guru, Ali Ramdhani mengingatkan agar guru memilih salah satu metode yang sesuai dengan kondisi peserta didik saat mengajarkan di kelas.

“Jangan diajarkan semuanya nanti mereka bingung. Satu saja dan tuntaskan  karena daya pikir anak usia SD tidak diciptakan untuk menggali inovasi atau berkreasi.  Pada intinya metodologi TBTQ diselaraskan dengan tumbuh kembang anak. Usia SD adalah usia yang didoktrin dengan hal-hal baik.”jelas Dhani.

Pesan lain pria yang merupakan guru besar di bidang teknologi informasi dan pernah meraih Sinta Award 2018 dengan skor tertinggi pada kategori Perguruan Tinggi Keagamaan ini mendorong para GPAI SD agar tidak melepaskan teknologi.

“Saya berharap guru PAI mau mengisi ruang-ruang yang masih kosong dengan penguasaan teknologi informasi,seperti mengisi konten youtube dengan materi-materi singkat buat anak didik, bisa juga instagram atau bahkan tik tok.  Jangan sampai sarana-sarana itu justru diisi dengan konten mereka yang tidak mendidik,”pungkasnya. 

Workshop TBTQ Angkatan 2 diikuti oleh 30 guru PAI SD terpilih dengan tetap memperhatikan protokol Covid 19 secara ketat dalam penyelenggaraannya. (Wikan/Tim Media PAI)


Terkait