GPAI, Inspirator Penguasaan Literasi Alquran Peserta Didik

Illustrasi Foto (Direktorat PAI Kemenag)

Cirebon (Pendis) - Sebanyak 50 orang Guru Pendidikan Agama Islam (GPAI) Sekolah Menengah Atas/Sekolah Menengah Kejuruan (SMA/SMK) perwakilan provinsi ikut menghadiri Kegiatan Tuntas Baca Tulis Alquran PAI SMA/SMK di Hotel Neo Cirebon, Jawa Barat. Selama tiga hari, mulai tanggal 2 hingga 4 Nopember 2019, Guru PAI SMA/SMK peserta kegiatan dimotivasi dan dibekali beragam informasi terkini terkait pengembangan metode pembelajaran Alquran dari para narasumber yang berkompeten di bidangnya.

Kepala Subdirektorat PAI pada SMA/SMALB dan SMK Direktorat PAI Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Kementerian Agama Unang Rahmat, dalam arahannya menyampaikan bahwa modal awal untuk memahami kandungan Alquran tiada lain dimulai dari penguasaan terhadap cara baca dan menulis Alquran.

"Level-level dalam penguasaan literasi Alquran memang tidak cukup sebatas mampu membaca saja. Akan tetapi, bagaimana untuk memahami apalagi sampai mengamalkan nilai-nilai kandungan Alquran seperti misalnya bagaimana bertoleransi dengan orang lain sebagai refleksi pemahaman kita terhadap Alquran, mau tidak mau harus dimulai dari bagaimana membaca dan menulis Alquran secara baik dan benar," kata Unang di Cirebon, Sabtu (2/11).

Unang juga melihat adanya arah positif dari dukungan pemerintah daerah khususnya, dalam hal pemberantasan buta huruf Alquran serta berharap agar para GPAI mampu memanfaatkan momentum ini untuk semakin mengoptimalkan pembelajaran Alquran di sekolah.

"Tren belakangan ini saya kira menunjukkan beberapa fenomena keberpihakan kepemimpinan politik terutama di tingkat pemerintah daerah baik provinsi maupun kabupaten/kota terhadap pemberantasan buta huruf Alquran. Hal ini misalnya dapat kita lihat dari berbagai peraturan daerah yang mewajibkan peserta didik apabila ingin melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi, maka ia harus sudah lulus IQRO terlebih dahulu. Guru PAI harus menyambut kebijakan seperti ini dengan antusias dan sungguh-sungguh," ujar Unang.

 

"Namun tentu saja, GPAI tetap menjadi pihak pertama dan utama dalam menginspirasi peserta didik di dalam penguasaan literasi Alquran. GPAI akan di lihat sejauh mana kesesuaian perilakunya dengan nilai-nilai Alquran, termasuk kemampuan membaca dan menulis Alquran. Oleh karena itu, GPAI harus punya motivasi kuat untuk mengembangkan kompetensinya sehingga nanti peserta didik dengan sendirinya akan terdorong mendalami Alquran dikarenakan wasilah keteladanan yang diberikan guru PAI," ungkap Unang. (Apri/ M Yani)



Terkait