Demak (Dit. PAI)-Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) Pendidikan Agama Islam (PAI) dan Budi Pekerti (BP) terus" />

MGMP PAI Kabupaten Demak Gelar Workshop Pemanfaatan Platform Merdeka Mengajar

Illustrasi Foto (Direktorat PAI Kemenag)

Demak (Dit. PAI)-Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) Pendidikan Agama Islam (PAI) dan Budi Pekerti (BP) terus menunjukkan eksistensinya. Demi meningkatkan kemampuan pendidik PAI di Kabupaten Demak, organisasi guru PAI tersebut secara berkesinambungan melaksanakan kegiatan pengembangan diri dalam bentuk Workshop Guru PAI Tahun Pelajaran 2022-2023.


Kegiatan ini berlangsung secara bertahap dengan sejumlah tema kegiatan diantaranya Webinar pemanfaatan Platform Merdeka Mengajar (PMM), Assesment dan Best Practice Pembelajaran Kurikulum Merdeka. Adapun kegiatan ini dengan kombinasi daring dan luring (tatap muka).


Pelaksanaan Webinar pemanfaatan Platform Merdeka Mengajar (PMM) secara daring telah berlangsung sejak Minggu (13/11). Narasumber yang dihadirkan adalah Syaekudin dengan latar belakang sebagai Narasumber Nasional Fasilitator Sekolah Penggerak dan Pelatih Nasional PPKB GPAI Kemenag RI.


Dalam paparannya, Syaekudin mengatakan struktur kurikulum pada pendidikan dasar dan pendidikan menengah dibagi menjadi 2 (dua) kegiatan utama.

“Dua kategori tersebut yaitu pembelajaran intrakurikuler dan projek penguatan profil pelajar Pancasila serta ada 1 (satu) kegiatan tambahan, yaitu kegiatan ekstrakurikule,” jelas Ketua MGMP PAI SMP Propinsi Jawa Tengah ini.


Syaekudin menuturkan kegiatan pembelajaran intrakurikuler untuk setiap mata pelajaran mengacu pada capaian pembelajaran. Sementara kegiatan projek penguatan profil pelajar Pancasila ditujukan untuk memperkuat upaya pencapaian profil pelajar Pancasila yang mengacu pada Standar Kompetensi Lulusan.


“Pemerintah mengatur beban belajar untuk setiap muatan atau mata pelajaran dalam Jam Pelajaran (JP) per tahun. Sementara satuan pendidikan mengatur alokasi waktu setiap minggunya secara fleksibel dalam 1 (satu) tahun ajaran,” papar Pria yang juga menjadi Narasumber Nasional Fasilitator Sekolah Penggerak.


Pelatih Nasional PPKB GPAI Kemenag RI ini menambahkan satuan pendidikan juga dapat menambahkan muatan lokal yang ditetapkan oleh pemerintah daerah sesuai dengan karakteristik daerah.


“Selain itu, satuan pendidikan dapat menambahkan muatan tambahan sesuai karakteristik satuan pendidikan secara fleksibel, melalui 3 (tiga) pilihan sebagai berikut. Pertama, mengintegrasikan ke dalam mata pelajaran lain, kedua, mengintegrasikan ke dalam tema projek penguatan profil pelajar Pancasila; dan ketiga mengembangkan mata pelajaran yang berdiri sendiri, “ ungkapnya.

Guru SMP Negeri 1 Kebonagung ini juga menjelaskan apa itu Platform Merdeka Mengajar (PMM). Menurutnya, Platform Merdeka Mengajar adalah platform teknologi yang disediakan untuk menjadi teman penggerak bagi guru dan kepala sekolah dalam mengajar, belajar dan berkarya.


Platform Merdeka Mengajar dibangun untuk menunjang penerapan Kurikulum Merdeka agar dapat membantu guru dalam mendapatkan referensi, inspirasi dan pemahaman dalam menerapkan Kurikulum Merdeka.


“Silahkan bagi teman-teman guru PAI SMP di Kabupaten Demak untuk terus mengembangkan diri termasuk mengikuti kegiatan webinar malam ini. Teman-teman jangan berpuas diri dengan cara mengajar selama ini. Teruslah meningkatkan diri mengikuti perkembangan yang ada termasuk bagaimana menerapkan kurikulum Merdeka mulai dari perencanaan hingga penilaian serta refleksi dan evaluasi,” tegas pria murah senyum ini.


Syaekudin menambahkan bahwa MGMP PAI Kabupaten Demak merupakan satu-satunya MGMP PAI di Jawa Tengah yang sudah bergabung dengan Kemendikbud untuk menyebarkan kegiatan yang berkaitan dengan Kurikulum Merdeka. “Ayo teman-teman terus upgrade skill kita agar bisa mengikuti perkembangan digital dalam proses pembelajaran,” pungkasnya.


Sementara itu, Sekretaris MGMP PAI SMP Kabupaten Demak Parjono mengingatkan GPAI SMP untuk ikut aktif terlibat dalam kegiatan workshop pengembangan diri tersebut. “Saya minta teman-teman PAI SMP di Demak untuk mengikuti kegiatan ini dari awal sampai akhir. GPAI harus berbeda dan selalu selangkah lebih maju dibandingkan dengan guru mapel lain,” jelas GPAI asal SMP Negeri 3 Dempet tersebut. Pelaksanaan workshop PMM ini juga menggunakan platform Google Classroom sebagai wadah untuk menyampaikan materi dan tugas kepada peserta. (zis)




Terkait