Di Prince of Songklah University, Calon Guru Harus Ikuti Course Islam Wasathiyah

Illustrasi Foto (Direktorat PAI Kemenag)
Songklah (Pendis) - Kunjungan hari pertama di Prince of Songklah University (PSU) mendapatkan informasi tentang pola penyiapan tenaga guru. Diskusi antara pimpinan fakultas Islamic Studies dengan delegasi begitu dinamis tentang bagaimana perguruan tinggi terlibat dalam penyiapan guru sekaligus menanamkan moderasi Islam bagi guru. Dalam pemaparannya, Dr. Raflee Dekan Islamic Studies Prince of Songklah University menyampaikan bahwa setiap mahasiswa wajib ikuti course Islam wasatiyah. Hal ini dimaksudkan untuk menanamkan pemahaman Islam yang bisa hidup dalam konteks negara demokrasi.
PSU merupakan universitas penggagas pertama kali penyelenggaraan pendidikan agama Islam untuk jenjang S1, S2 dan S3 dan menjadi feeder utama guru agama di Pattani. Kini, langkah PSU tersebut diikuti oleh dua universitas lainnya yakni Pattani University dan Rajaphat University. Proses pendidikan guru ini berlangsung selama 5 tahun; 4 tahun perkuliahan tatap muka, dan 1 tahun untuk praktik di sekolah. 
Universitas di Thailand diberi kepercayaan untuk mempersiapkan guru dan juga diberi kepercayaan untuk mengajukan program course lanjutan bagi guru existing. Dalam implementasi program lanjutan, Universitas harus melakukan riset terlebih dahulu tentang kebutuhan guru, selanjutnya membuat usulan program ke Kerajaan. Sementara itu pihak kerajaan memberikan semacam voucher untuk biaya mengikuti course yang dilaksanakan oleh universitas.
Pihak kerajaan akan selalu memfasilitasi apa yang menjadi permintaan masyarakat Pattani melalui Universitas untuk mengembangkan dirinya. Dari langkah itu, guru-guru yang diproduksi oleh universitas lebih bermutu. Bahkan, lulusan dari luar negeri jika ingin menjadi guru dan dibayar oleh kerajaan harus mengikuti kuliah lagi selama satu tahun. (n15/dod)

Terkait