Direktur PAI: GPAI TK Wujudkan Praktik Hidup Berdampingan dalam Keberagaman

Illustrasi Foto (Direktorat PAI Kemenag)

Serpong, (Direktorat PAI) -- Pembelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) pada semua jenjang pendidikan tidak lepas dari proses pengembangan. Seiring perubahan yang terjadi di dunia pendidikan, pengembangan kurikulum dan pembelajaran adalah suatu keniscayaan.

“Pengembangan akan keduanya menandai usaha tiap insan pendidik untuk tetap maju dengan memaksimalkan segenap potensi mereka guna memenuhi tuntutan zaman,” demikian arahan Direktur PAI Amrullah saat pembukaan secara resmi kegiatan Pengembangan Kurikulum dan Pembelajaran PAI TK Angkatan ke -2 pada Senin (18/4) di Tangerang Selatan, Banten.

Selanjutnya, Amrullah menyampaikan beberapa poin, pertama, pengembangan kurikulum PAI TK dimulai dari semangat mendidik sesuai dengan zaman. “Sebagaimana kaul sahabat ‘didiklah anak-anakmu sesuai zamannya’, GPAI perlu merespon fenomena terkini agar memahami bagaimana kurikulum dapat diterapkan sesuai dengan kondisi yang dihadapi anak didik,” imbuhnya.

Amrullah menegaskan, setiap masa memiliki ciri khas dan tantangannya sendiri. Jika kurikulum PAI TK tidak dikembangkan, maka pembelajaran menjadi tertinggal. Terlebih, pendidikan anak usia dini (AUD) sangat menentukan keberhasilan proses belajar pada jenjang berikutnya.

Kedua, perlunya media pembelajaran inovatif GPAI TK. “Banyak kompetensi yang perlu dimiliki oleh GPAI TK untuk membentuk karakter dan keterampilan anak didik. Hal itu membutuhkan pencarian model yang dapat menampilkan pembelajaran yang mudah dipahami dan menyenangkan, salah satunya dengan inovasi media pembelajaran” jelas Amrullah.

Dirinya juga menjelaskan, Direktorat PAI mendukung inovasi media pembelajaran yang dihasilkan GPAI TK. Ia berharap, satu karya inovasi di satu daerah dapat menginspirasi daerah lain.

Ketiga, implementasi moderasi beragama (MB). Nilai-nilai MB harus disampaikan ke semua peserta didik, termasuk Anak Usia Dini (AUD). Hal ini dirasakan penting karena urgensinya, “Indonesia sudah dianggap sebagai negara yang bisa mencerminkan kehidupan moderasi beragama. Hal ini perlu kita jaga dan pertahankan. Kita harus tunjukkan tidak hanya ke Indonesia, tapi ke seluruh dunia; bahwa walaupun kita hidup dengan perbedaan suku-bangsa, kita dapat hidup dengan damai,” tegasnya.

Pada akhirnya, Amrullah menekankan pentingnya peran dan kiprah GPAI TK. “GPAI TK harus hadir dan mampu memberikan warna di lingkungan kita, tidak hanya di sekolah. GPAI TK harus mampu mendorong terwujudnya praktik hidup berdampingan dalam keberagaman,” ujarnya.

Pada kesempatan yang sama, Kasubdit PAI pada PAUD dan TK, Lelis Tsuroya Herniatin menjelaskan bahwa kegiatan ini merupakan bagian dari program lanjutan dari angkatan pertama yang dilaksanakan pada 16-18 Maret 2022 di Bandung.

Lelis juga menjelaskan mengenai program sertifikasi GPAI TK. “Bagi para guru dengan jenjang pendidikan di bawah koordinasi Kemenag, prosesnya akan bekerja sama dengan PTKIN dalam penyelenggaraan PPG atau program Pendidikan Islam Anak Usia Dini (PIAUD),” terangnya.

Lelis juga menekankan perlunya kerja sama yang baik dengan Dapodik dalam kebutuhan data guru. Selain itu, Lelis juga menekankan pentingnya konfirmasi dan koordinasi data guru yang kualifikasi pendidikannya sudah mencapai S1 agar bisa masuk dalam Dapodik.

Kegiatan ini diikuti sebanyak empat puluh orang peserta yang terdiri dari guru PAI TK pada beberapa wilayah dan pengurus Forum Komunikasi Guru Pendidikan Agama Islam (FKGPAI) TK. (Han/Wah)





Terkait