Makna Pengembangan bagi Guru PAI SD/SDLB

Illustrasi Foto (Direktorat PAI Kemenag)

Bekasi (Dit. PAI) - Sub Direktorat (Subdit) Pendidikan Agama Islam pada SD/SDLB telah menyelenggarakan pelatihan Pengembangan Kurikulum dan Pembelajaran sebanyak dua angkatan. Dari pelatihan tersebut, Subdit PAI pada SD/SDLB memahami bahwa pelatihan memiliki arti penting bagi guru PAI untuk penguatan kurikulum dan pembelajaran. Tampak guru tidak mudah beradaptasi dengan perkembangan pembelajaran sendirian sehingga intervensi pemerintah untuk pengembangannya. 

Demikian disampaikan Kasubdit PAI pada SD/SDLB Ilham, MPd saat pembukaan workshop “Pengembangan Kurikulum dan Pembelajaran Angkatan 3” di Kota Bekasi (15/09/2021). Workshop diikuti oleh guru yang berbeda dengan angkatan 1 dan 2 sebelumnya namun dari daerah sama, yaitu Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, DI Yogyakarta, dan Jawa Timur, sebanyak 45 guru PAI pada SD/SDLB.

Menurut Ilham, pelatihan dilaksanakan tiga hari adalah untuk mengenalkan cara menganalisis waktu pembelajaran efektif, implementasi moderasi beragama dalam pembelajaran, asesmen diagnostik PAI, dan asesmen kompetensi minimum (AKM) PAI.

“Dari pengalaman workshop sebelumnya, sebagian besar peserta belum mengetahui dengan baik, meski sudah jadi bagian penting dalam pembelajaran. Sebagian tahu tapi perlu diluruskan,” kata Kasubdit PAI pada SD/SDLB Ilham, MPd.

Dalam pandangan Ilham, materi-materi yang jadi bagian workshop mencakup tiga hal penting. Pertama, pengayaan. Guru yang mengikuti workshop akan memperoleh pengetahuan tentang cara pengembangan (know-how) dalam pembelajaran di kelas. Guru akan memperoleh bimbingan yang kreatif. 

“Subdit SD/SDLB telah mendatangkan fasilitator profesional untuk membimbing, mengatasi masalah yang dihadapi guru. Karena semua guru harus mengajar dengan well performance (kinerja baik) yang menguasai teori maupun praktik,” sambung Ilham.

Kedua, meningkatkan kreativitas. Guru yang telah mengikuti workshop ini seharusnya lebih kreatif dalam membuat materi belajar sesuai dengan perkembangan zaman dan ilmu pengetahuan. Karena itu, dalam workshop tidak hanya memberikan kemampuan cara-bagaimana, tetapi juga membuka wawasan guru yang luas dan moderat. 

Ketiga, problem solving. Tugas guru bukan semata mengajar namun juga jadi pengembang bakat siswa di sekolah. Oleh karena itu, seoranrg guru harus memiliki pengetahuan tentang problem solving untuk memahami dan mengatasi masalah setiap anak didiknya.  

“Dalam wokshop guru akan dilatih untuk menyelesaikan masalah secara logis, dan dapat memberikan solusi dengan pola pikir yang mudah diterima oleh semua pihak,” sambung Ilham. 

Pembukaan dimulai pada pukul 19.30 WIB diikuti seluruh peserta, Kasubdit PAI pada SD/SDLB Ilham didampingi Kasi Ketenagaan Aan Daniel Mukhlis, Kasi Kesiswaan Mhd Nasir, dan JFT Pengembangan Teknologi Pembelajaran Cucum Sumiyati. Pembukaan dilakukan setelah peserta mengikuti prestes dan orientasi program. 

“Selama tiga hari guru PAI SD/SDLB akan memperoleh pencerahan dari fasilitator tentang pengembangan kurikulum dan pembelajaran, seperti AKM, kurikulum moderasi, dan lainnya. Saya berharap waktu yang ada benar-benar dimanfaatkan untuk perubahan,” sambung Aan Daniel Mukhlis



Terkait