Palembang (Direktorat PAI) -- Direktorat Pendidikan Agama Islam Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Kementerian Agama RI, menggelar kegiatan Penulisan Karya Ilmiah Guru PAI SD Angkatan 2 di Palembang, 26 - 27 Juli 2023. Acara ini diikuti oleh 42 peserta perwakilan dari 24 provinsi.
Dalam arahannya, Direktur PAI Amrullah mengatakan bahwa Direktorat PAI, dalam upaya peningkatan mutu guru PAI, merumuskannya dalam skema 4K, yaitu peningkatan kompetensi, peningkatan kualifikasi, peningkatan karier, dan peningkatan kesejahteraan.
Ia melanjutkan, berdasarkan hasil survei Pemetaan Kompetensi (PK) Online yang diikuti sekitar 212 ribu orang guru pada semua, diperoleh hasil yang menunjukkan bahwa kompetensi guru di bidang profesional masih belum memuaskan, khususnya profesional 2 yang menyangkut pembahasan Publikasi Ilmiah.
“Pemantik dari kegiatan penulisan karya ilmiah dan publikasi ilmiah adalah motivasi menulis. Kita akui kemampuan akademik guru dalam hal menulis masih rendah. Adanya kegiatan yang digagas oleh Sub Direktorat PAI SD/SDLB ini merupakan respons tepat dari hasil PK Online dalam konteks menumbuhkan kebiasaan menulis,” ungkapnya.
Penulisan karya ilmiah juga merupakan bagian dari upaya peningkatan sekaligus pengembangan karier GPAI. Dalam hal ini, Amrullah mengingatkan para peserta untuk memanfaatkan kegiatan ini dengan sebaik-baiknya sebagai upaya kenaikan pangkat guru.
“Banyak proses kenaikan pangkat guru terhambat karena terkendala kemampuan menulis. Oleh karena itu, kegiatan penguatan penulisan karya ilmiah GPAI ini merupakan salah satu respons langsing dari hasil PK Online. Kebiasaan menulis sebagai pengembangan aspek akademik harus sudah dimulai dari sekarang, karena kenaikan pangkat dimulai dari pangkat dan golongan III/b. Jangan sampai karier guru terhambat karena kelemahan dalam persoalan ini,” pungkas Amrullah.
Hadir dalam acara tersebut Kepala Kantor Wilayah Provinsi Sumatera Selatan, Syafitri Irwan yang dalam sambutannya mengatakan bahwa banyak para guru PAI khususnya di Palembang yang merasakan kegelisahan akibat termarginalisasi perannya, misalnya dalam hal pembagian jam pelajaran, tidak adanya laboratorium PAI, dan permasalahan terkait Tunjangan Profesi Guru (TPG).
Untuk itu, ia menghimbau agar para GPAI perlu diberi penguatan kompetensi agar memiliki eksistensi yang mumpuni.
“Jangan berkecil hati, sebaiknya para GPAI mengfokuskan diri pada teacher learning, akselerasi diri dan bagaimana berupaya mengubah karakter siswa,” kata Kakanwil.
Sementara itu, Kepala Subdit PAI pada SD/SDLB, Nanik Puji Hastuti dalam penyampaian laporan kegiatannya menerangkan bahwa ada beberapa hal yang diperhatikan sebagai latar belakang diselenggarakannya kegiatan Penulisan Karya Ilmiah, yakni harapan agar guru profesional bukan saja sebagai tuntutan diri tetapi juga tuntutan masyarakat.
Harapan lainnya, Nanik meneruskan, adalah agar guru PAI menjadi sosok andal dan adalah kompeten di bidangnya sebagai penyampai ilmu pengetahuan sekaligus mendidik para siswa.
“Penulisan karya ilmiah adalah langkah lebih konkret yang dilakukan para guru dalam meningkatkan kompetensinya,” ungkap mantan kasubdit Kesiswaan Direktorat KSKK Pendidikan Madrasah ini. (Wikan)