Victoria Elisna: Ciptakan Pembelajaran PAI yang Menarik

Illustrasi Foto (Direktorat PAI Kemenag)
Malang - Begitulah pesan utama dari presentasi yang disampaikan oleh Victoria Elisna Hanah, Plh. Kasubdit PAI pada PTU di Malang, 19 Agustus 2019. 
Keprihatinan Ria--begitu biasa dipanggil--mencermati bahwa mata kuliah PAI bukan materi yang menarik bagi mahasiswa. Sehingga mahasiswa akan mencari referensi yang lain untuk belajar agama. "ini yang akan menjadi pintu masuknya paham radikalisme," jelas Ria dengan tegas. Hal ini menjadi tantangan tersendiri bagi dosen PAI. "Dosen yang menarik akan dapat memotivasi mahasiswa belajar agama dengan benar dan penuh semangat," ujar Ria memaparkan.
Perlu disadari bahwa materi PAI di perguruan tinggi tidak untuk menjadikan mahasiswa memahami agama (tafaqquh fiddin), namun menjadikan mahasiswa agar lebih memahami makna pentingnya beragama dalam menjalankan kehidupan. Untuk memahami ajaran agama lebih detail, mereka akan mencari sendiri melalui lembaga-lembaga pendidikan atau majelis-majelis ilmu keislaman.
Mencermati hal demikian, Ria menyampaikan bahwa Kementerian Agama saat ini sedang menggodok draft RPMA tentang pengelolaan PAI. "Kita semua berharap, rumusan capaian pembelajaran PAI pada PTU dapat memenuhi kebutuhan semua pihak," harapnya ketika mengakhiri sessi ini.
Pada kegiatan ini, panitia juga menghadirkan Dr. Ngainun Na'im, penulis aktif, peneliti dan juga dosen dari IAIN Tulung Agung. Dia menyampaikan pentingnya berpikir kritis yang kemudian dituangkan dalam tulisan ataupun penelitian. Hadir pula Sekretaris L2Dikti, Dr Widyo Winarso, M.Pd yang menyampaikan pentingnya dosen memperhatikan profesi dan karirnya. Sedangkan materi tentang pentingnya moderasi beragama disampaikan oleh Anis Masykhur. (n15)


Terkait